Setiap tahunnya, ponsel flagship Samsung selalu hadir membawa dua jenis chipset yang berbeda, tergantung di kawasan mana perangkatnya dipasarkan. Jadi di saat Galaxy S21 versi Amerika Serikat datang mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 888, Galaxy S21 versi Indonesia dan berbagai negara lainnya datang membawa Exynos 2100.
Entah apa alasannya, namun yang pasti strategi tersebut sudah Samsung terapkan sejak lama, dan kemungkinan besar juga masih akan dipertahankan sampai tahun ini. Meski Samsung enggan membandingkan secara langsung, nyatanya ada perbedaan performa di antara kedua chipset, dan sering kali Exynos kalah unggul dibanding Snapdragon. Tahun ini, situasinya bisa saja berbeda.
Lewat siaran pers, Samsung secara resmi memperkenalkan chipset flagship baru bernama Exynos 2200. Chipset ini istimewa karena merupakan hasil kolaborasi pertama Samsung dan AMD. Tidak main-main, keduanya berhasil mengadaptasikan arsitektur AMD RDNA 2 ke GPU Samsung Xclipse yang tertanam pada Exynos 2200.
RDNA 2, bagi yang tidak tahu, adalah nama dari arsitektur teknologi yang AMD gunakan pada bermacam kartu grafis terbarunya. RDNA 2 juga merupakan salah satu fitur unggulan dari prosesor laptop Ryzen 6000 Series, yang diklaim mampu mendongkrak kinerja GPU terintegrasinya hingga 2x lebih cepat.
Samsung dan AMD memang belum bicara angka sama sekali mengenai Exynos 2200 dan GPU Xclipse. Satu hal yang pasti, RDNA 2 memungkinkan Xclipse untuk mewarisi fitur-fitur canggih macam hardware-accelerated ray tracing (RT) dan variable rate shading (VRS), yang sebelumnya hanya bisa dijumpai di PC dan konsol.
Secara teoretis, kedua fitur ini dirancang untuk semakin mengoptimalkan pengalaman gaming; ray tracing untuk menggenjot kualitas visual, sedangkan variable rate shading untuk mendongkrak frame rate sehingga permainan tetap bisa berjalan mulus terlepas dari peningkatan visual yang ditawarkan.
Untuk CPU-nya, Exynos 2200 mengemas konfigurasi yang cukup mirip seperti chipset flagship terbaru Qualcomm, Snapdragon 8 Gen 1. Dibuat menggunakan proses pabrikasi 4 nm, Exynos 2200 mengusung delapan inti prosesor ARMv9 yang terbagi menjadi tiga klaster: satu flagship-core ARM Cortex-X2, tiga performance-core Cortex-A710, dan empat efficiency-core Cortex-A510. Sekali lagi, Samsung masih enggan merincikan lebih detail, jadi kita belum tahu seberapa jauh peningkatan performanya jika dibandingkan dengan CPU milik Exynos 2100.
Selebihnya, Exynos 2200 turut menjanjikan konektivitas 5G serta fitur keamanan yang lebih baik, demikian pula peningkatan kinerja ISP (image signal processor) beserta NPU (neural processing unit). Samsung bilang Exynos 2200 saat ini sudah diproduksi secara massal, jadi kemungkinan besar kita bakal menjumpainya pada seri smartphone Galaxy S22, yang dirumorkan bakal segera diperkenalkan pada bulan Februari mendatang.
Samsung tidak lupa menjelaskan bahwa Xclipse baru awal dari kemitraan jangka panjangnya dengan AMD. Mereka sudah punya rencana untuk mengintegrasikan arsitektur RDNA generasi-generasi berikutnya pada deretan chipset Exynos yang akan datang.
Sumber: Samsung.