“Momentum adalah hal yang tidak kekal, selalu naik dan turun. Jika kamu tidak menangkap momentum itu di saat terbaiknya, kamu akan kehilangannya.”
– Nadiem Makarim, Co-Founder Gojek
Meluncurkan startup bisa menghabiskan persiapan berbulan-bulan atau bahkan dalam hitungan tahun. Banyak waktu diinvestasikan dalam wawancara pelanggan, membangun prototipe, mengumpulkan dan menerapkan feedback, menjalankan kampanye sebelum peluncuran, bertemu investor, dan banyak lagi. Salah satu faktor penting lain adalah memperhatikan momentum. Pastikan Anda meluncurkan solusi di waktu yang tepat.
Pentingnya momentum dirasakan benar oleh Co-Founder Gojek Nadiem Makarim.
Di tahun 2010-2011, dia menciptakan Gojek dengan solusi yang sederhana menggunakan call center. Solusi itu tidak scalable karena semakin banyak pelanggan dibutuhkan semakin banyak “perantara” untuk mengurusi pekerjaan yang diberikan. Gojek sempat mati suri selama beberapa waktu.
Di tahun 2015, momentum pun datang. Kematangan aplikasi mobile dan teknologi GPS yang ditandai dengan masuknya Uber ke Indonesia adalah momentum terbesar bagi Gojek. Tidak perlu lagi call center untuk mengurusi semua pekerjaan. Semangat startup, aplikasi mobile, dan GPS mengatasi permasalahan ini.
Gojek terus dengan cepat mendiversifikasi layanan. Tidak hanya mengantarkan orang, Gojek kini telah berevolusi menjadi layanan on-demand untuk semuah hal, termasuk pengantaran makanan, pengantaran belanjaan, pengantaran obat-obatan, dan pengantaran barang lainnya.
Semua menjadi sejarah manis, karena Gojek memanfaatkan dengan optimal momentum yang datang.
–
Amir Karimuddin berkontribusi dalam pembuatan artikel ini