Dark
Light

East Ventures, Go-Ventures Tambah Portofolio dari Ekosistem Startup di Vietnam

2 mins read
September 2, 2021
Portofolio East Ventures di Vietnam
Ekosistem startup di Ho Chi Minh City dipandang memiliki potensi pertumbuhan mengesankan untuk beberapa waktu mendatang / Pixabay

Vietcetera, jaringan media digital berbasis di Ho Chi Minh City, Vietnam, berhasil membukukan pendanaan pra-seri A senilai $2,7 juta. Dipimpin North Base Media, putaran ini juga turut diikuti sejumlah investor lokal, yakni East Ventures dan lengan investasi milik Gojek, Go-Ventures.

Startup media tersebut didirikan sejak tahun 2016 oleh Hao Tran dan Guy Truong; saat ini dikatakan sudah memiliki 20 juta pembaca per bulannya. Secara spesifik mereka menyasar kalangan milenial dan gen Z — jika disamakan dengan pemain dari Indonesia, secara konsep dan bisnis Vietcetera mirip dengan IDN Media.

Bagi East Ventures, ini bukan portofolio pertama mereka di Vietnam. Sebelumnya mereka pernah berinvestasi ke CirCO, operator coworking space; Sendo selaku platform e-commerce; dan Kim An Group pelaku fintech lending setempat. Di Asia Tenggara sendiri, East Ventures saat ini terlihat lebih banyak fokus untuk startup tahap awal di Indonesia dan Singapura, jika dilihat dari kuantitas portofolio yang dimiliki.

Sementara untuk Go-Ventures, sejauh ini dari catatan kami mereka belum memberikan investasi lain ke startup Vietnam. Namun pasar tersebut sudah tidak asing lagi untuk grup perusahaan, pasalnya mereka telah menjelajah ke sana lewat ekspansi layanan Gojek, pun demikian dengan portofolio Go-Ventures, PasarPolis, yang saat ini juga sudah masuk ke pasar tersebut.

East Ventures memandang ekosistem Vietnam

Kendati belum memiliki kantor perwakilan atau partner khusus yang ditempatkan di Vietnam, East Ventures sejauh ini menjadi pemodal ventura lokal dengan portofolio terbanyak di sana.

Kepada DailySocial.id, Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, sebagai negara dengan populasi terbesar kedua di regional, pertumbuhan ekonomi digital di sana cukup kencang. Selain itu, Vietnam dikenal sebagai salah satu pemasok talenta teknis untuk ekosistem digital global; yang berarti memenuhi variabel untuk pengembangan tim lokal yang kuat.

Lebih lanjut Irene memberikan analisisnya dari sisi demografi, “Dibandingkan dengan Indonesia, kedua wilayah tersebut memiliki jumlah penduduk muda yang besar dan memiliki pola yang sama. Vietnam memiliki populasi lebih dari 97 juta dengan penetrasi internet 70,3% pada Januari 2021. Sementara itu, pada periode yang sama, Indonesia memiliki populasi lebih dari 274 juta dan penetrasi internet mencapai 73,7%.”

“Kedua negara tersebut juga memiliki komposisi penduduk yang sama dalam hal kelompok umur, anak muda menempati lebih dari setengah porsi penduduk negara tersebut; Vietnam sekitar 55%, sedangkan Indonesia sekitar 70%.”

Membuka peluang di pasar Vietnam

Menurut laporan e-Conomy SEA 2020, GMV yang dihasilkan oleh pasar Vietnam menempati peringkat ke-3 setelah Indonesia dan Thailand. Tahun 2020 nilai GMV yang dihasilkan dari ekosistem digital setempat sudah mencapai $14 miliar dan diproyeksikan bertumbuh jadi $52 miliar di tahun 2025.

Potensi yang terus bertumbuh membuat pelaku ekosistem di Indonesia tertarik untuk membuka peluang di sana. Dari catatan kami, sejauh ini sudah ada beberapa pemodal ventura lokal yang memiliki portofolio di Vietnam; pun startup lokal yang sudah mulai berekspansi ke sana.

Adanya demografi yang serupa dan potensi penguatan bisnis melalui tim lokal tentu menjadi salah satu komposisi yang memikat bagi bisnis digital untuk melakukan penetrasi di sana – di samping adanya potensi pasar besar dari jumlah populasi yang ada.

Namun demikian, bukan berarti ekspansi ke sana tanpa tantangan. Di kesempatan wawancara berbeda, Irene menyampaikan, “Ada tiga tantangan yang harus diperhatikan [ketika mau ekspansi ke Vietnam], yakni terkait terbatasnya telenta di level mid-management ke atas, peraturan yang masih berubah-ubah, dan praktik bisnis berdasarkan relasi. Ketiganya membutuhkan eksekutor bisnis yang sangat menguasai dinamika lokal.”

Previous Story

Dev. Dead Space Remake Tunjukkan Gameplay dan Teknologi Baru Mereka

Instamoney API Remitansi
Next Story

Penguatan Mitra Transfer Valas Jadi Strategi Instamoney Gencarkan API Remitansi

Latest from Blog

Don't Miss

Platform Web3 Singapura, AWST, Dapatkan Pendanaan Awal 26,4 Miliar Rupiah

AWST merupakan salah satu start-up Web3 yang berbasis di Singapura.

Semakin Banyak Developer Game yang Tertarik dengan Blockchain Game

Belakangan, semakin banyak developer game yang tertarik dengan blockchain game.