Produsen perangkat keras komputer asal Taiwan, GIGABYTE, dikabarkan terserang ransomware. Serangan ini terjadi pada tanggal 2 Agustus 2021 kemarin. Menurut laporan dari TheRecord, dalang dari serangan peretasan ini merupakan satu kelompok hacker bernama RansomEXX. GIGABYTE membenarkan terjadinya serangan ini melalui panggilan telepon dan pesan pada website mereka.
Aksi peretasan ini mengakibatkan file berisi dokumen-dokumen rahasia sebesar 112GB disandera oleh RansomEXX. Pelaku peretasan meminta sejumlah uang untuk menebus dokumen-dokumen rahasia itu. Dan jika uang tebusan tidak dibayarkan, RansomEXX mengancam akan membocorkan semua dokumen rahasia itu ke dark web.
Perlu diketahui, RansomEXX merupakan sekelompok peretas yang dikenal sering menargetkan perusahaan-perusahaan besar dengan serangan ransomware-nya. Beberapa korban sebelumnya meliputi Acer, AdvanTech, Compal, Quanta, dan Garmin.
Target mereka kali ini, GIGABYTE, memiliki banyak data rahasia berisi produk-produk perangkat keras terbaru. Hal ini menjadikan GIGABYTE sasaran yang tepat mengingat tujuan RansomEXX adalah mendapatkan uang tebusan.
Dokumen rahasia yang terancam akan dibocorkan itu sebagian besar milik beberapa perusahaan ternama seperti AMD, Intel, dan American Megatrends. Dokumen-dokumen ini berisi beberapa desain motherboard, kunci enkripsi penting, software BIOS untuk beberapa motherboard yang belum rilis, data TPM (Trusted Platform Modules), dan banyak lagi.
Sedikit penjelasan, ransomware merupakan jenis malware yang dapat mengambil alih seluruh data pengguna komputer. Setelah data diambil alih, peretas akan meminta ransom atau uang tebusan kepada pengguna untuk mendapatkan datanya kembali.
Menurut Money UDN, perwakilan dari GIGABYTE menyatakan situasi genting ini sudah terkendali. Semua sistem yang terkena serangan sudah kembali berfungsi normal. Karena serangan ini, GIGABYTE memperkuat sistem keamanan jaringan network-nya untuk mencegah kejadian ini terulang kembali.
Tentu saja, kabar tadi positif namun pihak RansomEXX masih memiliki dokumen-dokumen rahasia itu dan mungkin saja masih berencana untuk membocorkannya ke publik.
Berbicara soal peretasan, server game Battle Royale ternama, Apex Legends, beberapa waktu lalu diserang sebagai protes untuk game Titantall. Hal tersebut disebabkan karena game Titanfall pertama hampir tidak dapat diakses para pemainnya karena serangan para hacker. Jika ingin membaca lebih lengkap tentang ini, Anda dapat melihatnya di sini.