Dark
Light

[Simply Business] ‘Bergaul’ Di Luar Kebiasaan

1 min read
May 22, 2013

Saya pernah menulis tentang pentingnya para startup founders atau yang ingin memulai bisnisnya untuk berkomunitas, hasil dari membaca buku Startup Communities dari Brad Feld. Saya juga pernah menulis pentingnya komposisi tim dalam sebuah bisnis, yang disarikan oleh Dave McClure (pendiri 500 Startups) sebagai trio Hacker-Hustler-Designer. Namun baru-baru ini saya makin menyadari pentingnya berkomunitas untuk keluar dari jaringan kita yang biasa.

Seberapa sering Anda yang merasa sebagai Hacker/Engineer merasa memiliki sebuah ide bisnis yang menarik namun bingung untuk merealisasikannya karena tidak tahu bagaimana cara membawanya ke pasar? Atau mungkin Anda merasa tahu atau punya pengalaman menjalankan sebuah bisnis (Hustler type), ingin memulai sebuah bisnis baru tetapi kesulitan untuk mencari partner yang bisa mendukung bisnis ini di balik layar?

Sangat jarang saya temui tim founder yang ‘lengkap’: setidaknya memiliki orang bertipe Hustler (tidak harus punya latar belakang akademik bisnis) dan seorang Engineer yang bisa mewujudkan ide-idenya. Dari pengamatan saya, tipe Designer biasanya lebih langka dan sering dirangkap oleh si Hustler atau Engineer. Saya tidak pernah menyadari hal ini sendiri hingga suatu saat bertemu dan berbincang dengan Khailee Ng, pendiri Groupsmore, group-buying site dari Malaysia yang sekarang menjadi Groupon Malaysia. Khai ada di Indonesia sebagai perwakilan 500 Startups untuk menjadi salah satu juri di IDByte, berkeliling ikut roadshow. Salah satu komentarnya tentang pendiri startup Indonesia ternyata sama: jarang menemukan kombinasi Engineer-Hustler dalam tim. Bahkan terkadang mereka tidak saling mengenal.

Dari mereka yang saya temui, kebanyakan memiliki pertanyaan yang sama, di mana saya bisa bertemu mereka? Ini terjadi karena network yang dimiliki biasanya orang-orang yang setipe, berada di industri yang sama, teman kuliah atau rekan kerja di kantor lama. Belum tentu kita cukup comfortable untuk berkenalan dengan orang yang ‘asing’. Hal ini tentu sangat manusiawi, contohnya di negara manapun kita pergi, komunitas imigran biasanya berkumpul, bahkan jika imigran dari satu negara terlalu sedikit, mereka akan berkumpul dengan sesama imigran dari negara serumpun.

Berjejaring saja tidak cukup, yang diperlukan sekarang adalah bagaimana berjejaring dengan orang atau komunitas yang tepat. Percuma kalau berjejaring hanya dengan orang-orang yang ‘sama’ dengan kita, walaupun mungkin hal itu memang lebih mudah karena lebih ‘nyambung’. Kolaborasi paling keren biasanya tercipta jika pihak-pihak yang berkolaborasi bisa saling melengkapi. Buat saya pribadi yang selalu senang memperluas network, hal ini menjadi sebuah tantangan dan peluang. Bagaimana menciptakan koneksi dan kolaborasi antara pihak yang biasanya tidak saling bertemu? Sepertinya menarik untuk diwujudkan lewat platform coworking space seperti Comma, dan kami terbuka untuk bekerjasama dengan siapa saja untuk memecahkan tantangan ini. Challenge accepted, let’s cook something up! 

Setelah 12 tahun berkecimpung di dunia perbankan, Dondi Hananto mendirikan Kinara Indonesia, sebuah inkubator bisnis di Indonesia yang memiliki visi untuk membangun ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Ia juga merupakan salah satu pendiri Wujudkan, sebuah platform crowdfunding untuk merealisasikan berbagai macam proyek kreatif di Indonesia. Anda dapat follow Dondi di Twitter, @dondihananto.

Previous Story

Flickr Jamin Pengguna Akun Flickr Pro Tetap Bisa Perpanjang Skema Langganan

Next Story

Sosialisasi Peraturan Pemerintah Tentang E-Commerce Diadakan Bulan Juni di Bandung

Latest from Blog

Don't Miss

Tokopedia-Emas-x-Pluang-Langkah-Awal-Investasi-Emas-Masa-Kini

Tokopedia Emas x Pluang, Langkah Awal Investasi Emas Masa Kini

Teknologi internet kini mampu mengakomodir berbagai hal. Termasuk investasi. Masyarakat
Rukita Co-Living

Konsep Co-Living Makin Diminati, Rukita Perbarui Aplikasi Targetkan Komunitas

Konsep hunian co-living menjadi semakin diminati, terutama di kota-kota besar