Indonesia dalam beberapa waktu ke depan dapat menjadi salah satu pemain besar dan bahkan pemain utama pada sektor E-commerce. Hal ini bukan sesumbar belaka, mengingat Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi dengan pesat di wilayah Asia. Melihat hal itu bukan hal yang tak mungkin jika Indonesia menjadi salah satu negara pelaku E-commerce yang patut diperhitungkan bukan hanya di Asia namun juga di dunia.
Menurut perusahaan konsultan teknologi Redwing-Asia, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensial perkembangan E-commerce paling pesat. Menurut Redwing, Indonesia mampu meraih perkiraan jumlah total pendapatan mulai dari sekitar 3 Milyar dollar AS (skenario baseline) hingga 10 Milyar dollar AS (Skenario upside) pada tahun 2015. Melihat sisi potensial ini, mampu menarik perhatian para pemain utama E-commerce dan sejumlah kelompok investasi di seluruh dunia, khususnya dari sudut pandang China sebagai salah satu pemain utama dalam sektor Electronic Retailing (E-tailing) yang berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir.
Keduanya, baik Indonesia maupun China sama-sama memiliki pelaku industri E-commerce yang memiliki modal yang sangat besar. Keduanya pun sama-sama membangun sebuah ekosistem E-commerce yang beragam untuk melayani setiap segmen dari berbagai konsumen.
Indonesia, dalam hal ini memiliki keterkaitan pasar yang sangat mirip serta pertumbuhan yang dinamis tergantung pada pertumbuhan E-commerce di China. Hal ini juga menjadikan Indonesia merupakan pasar E-commerce yang tak bisa dipandang sebelah mata, pasalnya pertumbuhan E-commerce China yang mempengaruhi kondisi E-commerce di Indonesia langsung dapat perhatian dari sejumlah investor asing yang ingin menanamkan modalnya bahkan beberapa dalam waktu jangka panjang.
Sebuah fakta tidak mungkin dipublikasikan apabila tidak disertakan juga bukti otentiknya. Mari kita lihat dua penyedia layanan E-commerce teratas di Indonesia berikut ini:
- Tokobagus – Situs jual-beli ini telah tumbuh sebagai merchant yang sangat besar dan memiliki jumlah pengguna yang banyak berkat integrasi siaran iklan dan strategi sosial media yang mumpuni.
- Lazada – Situs E-commerce ini telah mengalami banyak benturan di sekitar satu tahun peluncurannya, namun kini kembali bersiap untuk “bertempur” setelah mendapatkan suntikan dana dari lembaga funding internasional yang terkenal seperti JP Morgan, Rocket Internet, dan Summit Partners .
Potensial pertumbuhan ini, seperti yang sudah dijelaskan di atas perkembangan E-commerce di China ternyata seolah-olah seperti menunjukkan jalan bagi Indonesia. Pertumbuhan yang pesat di China pada 5 tahun terakhir ternyata juga tercermin di Indonesia. Banyaknya masyarakat kelas menengah yang bermunculan akibat pertumbuhan ekonomi membuat daya beli masyarakat kian bertambah dan bertumbuh seiring dengan perkembangan E-commerce. Diperkirakan, pada tahun 2020 mendatang, populasi masyarakat kelas menengah akan bertumbuh hingga yang sebelumnya pada tahun 2012 berjumlah 74 Juta membengkak dalam 7 tahun ke depan menjadi 140 Juta jiwa! Dengan proyeksi pertumbuhan pertahunnya bisa bertambah sekitar 8-9 Juta populasi.
Pertumbuhan yang fantastis ini tidak semata-mata hanya terjadi di kota-kota besar di Indonesia saja (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan) tetapi juga di sejumlah wilayah di Indonesia yang tersebar baik di Pulau Jawa, Sumatera, dan wilayah-wilayah lainnya. Saat ini yang tercatat, ada sekitar 25 wilayah di Indonesia yang memiliki jumlah masyarakat kelas menengah sebanyak 500.000 populasi, dan diperkirakan pada tahun 2020 mendatang populasi ini akan berlipat ganda menjadi dua kali lipat.
Di negara berkembang seperti Indonesia, meningkatkan pertumbuhan E-commerce juga dapat dilakukan dengan pengembangan di sektor mobile broadband. Dengan jumlah pengguna di tahun 2012 yang mencapai 55 Juta, pada 2015 mendatang diproyeksikan akan ditingkatkan hingga 125 Juta. Hal ini tentu mendorong pertumbuhan E-commerce di bangsa ini.
Selain itu, perkembangan E-commerce di Indonesia saat ini juga tengah disiapkan. Bentuk persiapan itu antara lain dengan dibukanya investasi jangka pendek dan menengah oleh publik maupun swasta. Hal ini jelas mendorong pertumbuhan ke tingkat yang lebih siginifikan. Ditambah pada tahun 2015 mendatang, Asian Free Trade Area (AFTA) akan segera direalisasikan, tentu dengan terealisasinya perdagangan bebas, terbuka, dan tanpa batas ini juga memacu pertumbuhan E-commerce di Indonesia semakin merangkak ke arah leader of regional.
Tantangan ke depannya tetap ada, namun prospek pertumbuhan untuk sektor tersebut masih sangat positif. Hal ini ditandai dengan berbagai kebutuhan logistik yang ditingkatkan untuk menunjang pertumbuhan, serta sistem pembayaran yang sedang dikembangkan untuk menambah jumlah pelanggan Online Shopping hingga ke ranah mainstream seperti yang sudah diterapkan di negara-negara maju. Masa depan sektor ini sangatlah berkembang secara rapid dan merupakan lahan yang “empuk” bagi sejumlah investasi.
Semakin berkembangnya waktu semakin cepat pula pergantian masa. China yang hari ini merupakan leader E-commerce di Asia pesonanya sudah mulai memudar. Di masa nanti, Indonesia diharapkan bisa menjadi negara yang mampu meneruskan dan bahkan pengganti kedudukan China dalam memimpin pasar E-commerce yang kian berkembang, bukan hanya di Asia Tenggara tetapi juga di dunia.