Dark
Light

Memanfaatkan Potensi di Balik Sektor Pembayaran Tagihan di Indonesia

3 mins read
December 22, 2020
ayoconnect

Ekosistem teknologi finansial (tekfin) di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Inovasi di bidang jasa keuangan yang didorong oleh perkembangan tekfin di Indonesia mampu mendorong inklusi keuangan, meningkatkan literasi masyarakat Indonesia, hingga memberi dampak positif untuk situasi perekonomian yang dipicu oleh tumbuhnya volume dan nilai transaksi belanja.

Tumbuhnya volume dan nilai transaksi juga dialami oleh sektor industri pembayaran tagihan. Sebagai salah satu jenis transaksi yang paling sering dilakukan masyarakat, sektor pembayaran tagihan merupakan industri dengan potensi yang sangat besar.

Potensi di Balik Sektor Pembayaran Tagihan

Besarnya potensi di sektor ini dipengaruhi dua hal. Pertama, jumlah pelanggan yang sangat besar, yakni mencakup hampir seluruh penduduk usia produktif dan usia dewasa di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 200 juta jiwa di tahun 2020. Segmen demografi ini memiliki kebutuhan untuk membayar berbagai jenis tagihan, mulai dari tagihan listrik, iuran BPJS kesehatan, pulsa, paket data internet, biaya edukasi, biaya sewa dan perawatan rumah atau apartemen, dan sebagainya.

Kedua, kebanyakan pembayaran tagihan merupakan jenis transaksi yang berulang. Berbeda dari beberapa kategori produk lain yang cukup dibeli sekali dalam rentang beberapa tahun, tagihan-tagihan seperti listrik dan air merupakan kebutuhan wajib yang harus dibayar setiap bulannya. Tagihan lain yang bukan merupakan kebutuhan pokok seperti TV kabel dan layanan hiburan lainnya juga cenderung memiliki masa berlangganan yang cukup lama, sehingga potensi untuk terjadinya transaksi berulang sangat tinggi.

Hal tersebut juga didukung oleh hasil riset internal yang dilakukan oleh Ayoconnect, sebuah perusahaan penyedia Jaringan Pembayaran Tagihan Terbuka (Open Bill Network) yang memiliki lebih dari 3.000 produk tagihan dan produk digital dari 25 kategori dalam jaringannya. Melalui data yang diambil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada bulan Maret 2020, Ayoconnect menemukan bahwa pembayaran tagihan berulang (recurring bill payment) berkontribusi terhadap 80% pengeluaran non-makanan penduduk Indonesia setiap bulannya. Pembayaran tagihan berulang ini terdiri dari biaya tempat tinggal, pembayaran utilitas seperti air, listrik, dan gas, pendidikan, kesehatan, asuransi, pajak, telekomunikasi, dan sebagainya.

Dukungan Teknologi Digital untuk Layanan Pembayaran Tagihan

Di masa lalu, kegiatan membayar tagihan merupakan hal yang kerap menghabiskan banyak waktu dan tenaga, bahkan biaya. Hal ini disebabkan oleh metode dan kanal pembayaran tagihan yang terbatas dan tidak adanya integrasi data sehingga mengakibatkan antrean mengular di berbagai lokasi. Kemajuan teknologi dan internet memberikan terobosan luar biasa yang membuat berbagai jenis tagihan bisa dibayar kapan pun dan di mana pun.

Selain itu, penduduk Indonesia juga memiliki tingkat adopsi internet dan solusi digital yang cukup tinggi. Berdasarkan survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2020, penetrasi pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 196 juta jiwa atau setara dengan 73,7% dari total populasi penduduk. Dalam laporan lain yang dirilis Katadata pada tahun yang sama, dua dari tiga penduduk Indonesia dari Generasi Y telah menggunakan jasa keuangan dalam kombinasi bank konvensional, dompet digital, dan internet banking.

Mendukung data tersebut, riset yang dilakukan oleh Jakpat pada bulan April hingga Juni lalu menyatakan bahwa dompet digital adalah metode pembayaran yang paling diminati oleh oleh pengguna internet berusia 25-35 tahun. Sebanyak 76% responden juga tercatat menggunakan dompet digital untuk top-up pulsa dan paket data, serta 41% responden menggunakan dompet digital untuk membayar tagihan utilitas.

Berbagai temuan tersebut menunjukkan bahwa dukungan inovasi teknologi memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan layanan pembayaran transaksi, termasuk transaksi tagihan.

ayoconnect
Tampilan antarmuka Ayoconnect

Integrasi Melalui API Sebagai Solusi Industri Pembayaran Tagihan

Banyaknya jenis dan jumlah transaksi tagihan yang ada juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi penyedia tagihan, platform konsumen, dan institusi finansial. Salah satu permasalahan dalam ekosistem pembayaran tagihan di Indonesia saat ini adalah sedikitnya integrasi, digitalisasi, dan otomasi antara perusahaan penyedia tagihan dengan perusahaan yang menyediakan layanan pembayaran tagihan. Melakukan integrasi melalui API (application programming interface) dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah-masalah ini.

“Jaringan Ayoconnect menyediakan solusi berbasis teknologi yang mengintegrasikan berbagai produk tagihan dan produk digital dalam satu API,” jelas COO Ayoconnect, Chiragh Kirpalani.

API Ayoconnect memungkinkan perusahaan penyedia tagihan — seperti perusahaan telekomunikasi, pengelola apartemen, institusi pendidikan, asuransi, dan sebagainya — untuk memperluas titik pembayaran mereka dengan cepat dan mudah. Di sisi lain, perusahaan yang banyak bersinggungan langsung dengan pelanggan, seperti e-commerce, bank, toko ritel, hingga aplikasi tekfin lainnya, dapat menghadirkan akses ke 3.000 produk tagihan dari 25 kategori bagi pelanggannya secara instan.

“Dengan jaringan produk tagihan dan produk digital yang terintegrasi dan dilengkapi dengan fitur-fitur otomasi, solusi Ayoconnect menguntungkan pelaku usaha sekaligus meningkatkan kenyamanan bertransaksi konsumen”, ungkap Chiragh.

Berkembangnya ekosistem tekfin di Indonesia juga menjadi salah satu bagian dari pertumbuhan ekosistem startup dan bisnis teknologi di Indonesia. Sebagai media informasi sekaligus perusahaan inovasi, DailySocial.id selalu berusaha menghadirkan data dan referensi hasil penelitian yang akurat mengenai perkembangan industri tersebut.

Didukung oleh Ayoconnect, DailySocial.id telah menerbitkan hasil riset mengenai perkembangan ekosistem tekfin di Indonesia dalam laporan bertajuk Fintech Report 2020 yang dapat diunduh di dly.social/fintechreport2020.

cimb-niaga
Previous Story

Dukungan Perbankan Terhadap Kemajuan Fintech Lending Lewat Solusi Teknologi dan Kolaborasi

Pendanaan Cakap
Next Story

Cakap Umumkan Pendanaan Seri A+ Senilai 42,6 Miliar Rupiah

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah