Spotify sedang sibuk melakukan ekspansi global. Mereka ingin agar platform streaming musik mereka dikenal oleh semua orang, termasuk gamer dan fans esports. Untuk mendekatkan diri dengan para gamer, Spotify bekerja sama dengan PlayStation, Xbox, dan Discord. Sementara untuk terjun ke dunia esports, Spotify memutuskan untuk menggandeng menggandeng Riot Games. Melalui kerja sama ini, Spotify akan menjadi sponsor dari beberapa turnamen global League of Legends, termasuk League of Legends World Championship, Mid-Season Invitational (MSI), dan All-Star Events.
Kenapa Spotify Memilih Riot Games?
League of Legends bukan satu-satunya game esports di dunia. Di Indonesia, game MOBA buatan Riot Games tersebut masih kalah pamor dari Dota 2. Namun, tak bisa dipungkiri, di dunia, League of Legends masih menjadi game esports terpopuler saat ini. Tak hanya itu, jika dibandingkan dengan game esports lainnya, skena esports League of Legends punya jangkauan global paling luas. Hal ini akan memudahkan Spotify yang ingin memperkenalkan platform mereka ke fans esports di dunia.
“Berdasarkan riset kami, Riot Games adalah salah satu perusahaan terbaik untuk kami ajak kerja sama. Kompetisi esports yang mereka adakan punya jangkauan global paling luas. Mereka juga menyiarkan kompetisi mereka menggunakan belasan bahasa dan kompetisi mereka memiliki viewership yang konsisten,” ujar Global Head of Marketing Strategy, Spotify, Neal Gorevic, seperti dikutip dari Esports Insider.
Alasan lain mengapa Spotify memutuskan untuk menjadi sponsor dari kompetisi esports League of Legends adalah karena kebanyakan pemain game MOBA itu juga menonton pertandingan esports. Jadi, dengan mendukung skena esports League of Legends, Spotify bisa menargetkan baik para pemain League of Legends maupun para fans esports.
Menurut data dari Statista, pada 2019, sekitar 68% dari total pemain League of Legends juga menonton pertandingan esports dari game tersebut. Angka ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan game esports lainnya. Misalnya, pada Counter-Strike: Global Offensive, yang dianggap sebagai game esports terpopuler kedua di dunia, hanya 51% pemain yang juga menonton kompetisi esports dari game FPS tersebut. Selain itu, kompetisi League of Legends juga ditonton oleh orang-orang yang tidak memainkan game buatan Riot itu. Sekitar 26% orang yang menonton kompetisi esports League of Legends mengaku tidak pernah memainkan game itu.
Keputusan Spotify untuk masuk ke dunia esports merupakan bagian dari strategi mereka untuk menjadikan Spotify sebagai platform streaming musik yang kaya konten dan dikenal semua orang, termasuk gamer dan fans esports. Karena itulah, podcast jadi salah satu fokus Spotify di tahun ini.
Pada Mei 2020, Spotify menandatangani kontrak dengan komedian Joe Rogan. Melalui kontrak yang bernilai lebih dari US$100 juta itu, Spotify akan menampilkan acara Rogan, The Joe Rogan Experience, secara eksklusif di platform mereka. Podcast juga menjadi salah satu produk hasil kolaborasi Spotify dengan Riot Games.
Hasil Kolaborasi Spotify dengan Riot Games
Salah satu hasil kerja sama Spotify dengan Riot Games adalah Untold Stories, seri podcast yang bercerita tentang momen-moment penting dalam sejarah turnamen League of Legends World Championship. Tak hanya itu, di Spotify, Anda juga akan menemukan beberapa playlist League of Legends yang sudah dipilih secara khusus, seperti “This is League of Legends” dan “Road to Worlds 2020”. Gorevic mengungkap, di masa depan, mereka akan menambahkan playlist League of Legends baru.
Dengan menyediakan podcast dan playlist lagu League of Legends, Spotify ingin memastikan mereka menyediakan semua konten audio yang menarik bagi para gamer. Mereka berharap, para gamer akan terus mendengarkan Spotify, tak peduli dimana mereka berada dan apa yang sedang mereka lakukan.
Spotify juga menjadi sponsor dari beberapa turnamen esports League of Legends. Dengan begitu, mereka bisa memperkenalkan merek mereka pada audiens. Salah satu metode yang mereka gunakan adalah memasang banner dalam game. Memang, dalam pertandingan esports, perhatian penonton akan lebih sering tertuju pada segala sesuatu yang terjadi dalam game daripada ke para pemain profesional. Jadi, in-game banner menjadi salah satu cara marketing yang efektif bagi sponsor.
Riot Games dan Musik
Keputusan Spotify untuk berkolaborasi dengan Riot Games memang sudah sangat tepat. Pasalnya, Riot memang serius dalam membuat konten musik. Buktinya, pada 2018, mereka membuat girl band virtual yang dinamai K/DA. Sampai sekarang, girl band itu masih aktif. Malahan, pada Oktober 2020 kemarin, K/DA baru merilis mini-album yang diberi judul All Out.
Tak hanya itu, pada akhir November 2020, Riot Games bekerja sama dengan grup musik elektronik asal Indonesia, Weird Genius, dan Tabitha Nauser, penyanyi dan penulis lagu dari Singapura, untuk meluncurkan lagu berjudul “All In”. Riot mengungkap, tujuan mereka merilis lagu itu adalah untuk merayakan peluncuran mobile game MOBA mereka, League of Legends: Wild Rift.
“Melalui All In, kami melihat peluang untuk menciptakan sesuatu yang istimewa bagi para pemain kami di Indonesia,” kata Marc Johns, Head of Marketing Asia Tenggara, Riot Games dalam pernyataan resmi Riot.
Salah satu anggota Weird Genius, Reza Oktovian menganggap, kerja sama dengan Riot Games ini adalah kesempatan yang menarik. Sementara Eka Gustiwana, anggota Weird Genius lainnya, mengungkap bahwa dia berharap, lagu All In akan bisa mendorong para gamer Indonesia untuk mencoba Wild Rift.