Setelah mendapatkan investasi sebesar US$100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar) dari grup ecommerce, Anubis Gaming menutup ronde pendanaan awal senilai US$300 ribu (sekitar Rp4,5 miliar). Dengan begitu, secara total Anubis Gaming telah mendapatkan kucuran dana sebesar US$450 ribu (sekitar Rp6,7 miliar).
Pendiri Anubis Gaming, Youssef Mohsen berkata, mereka akan menggunakan dana investasi ini untuk memindahkan semua anggota tim ke gaming house yang dapat memuat hingga 15 orang. Mereka juga berencana untuk menambahkan pelatih internasional serta merekrut pemain-pemain yang akan berlaga di game esports baru. Tak hanya itu, mereka akan memperkenalkan merek pakaian mereka.
Bermarkas di Cairo, Mesir, Anubis Gaming didirikan pada 2015. Pada tahun pertama mereka didirikan, mereka dapat memenangkan turnamen nasional dari Counter-Strike dan League of Legends. Pada 2016, Anubis mendapatkan pengakuan dari Kementerian Olahraga dan Pemuda Mesir. Ketika itu, mereka juga mendapatkan hak untuk mewakili Mesir di pertandingan esports tingkat regional dan internasional.
Saat ini, Anubis Gaming merupakan perwakilan Mesir di turnamen international Crossfire Stars. Anubis juga berhasil masuk ke babak playoff dari CFS, menjadikan mereka sebagai tim Afrika pertama yang sukses melakukan hal tersebut.
“Pada 2020, setelah memenangkan lebih dari 20 gelar, kami resmi diundang sebagai bagian dari Crossfire World League untuk memperebutkan hadiah sebesar US$100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar),” kata Anubis Gaming pada MENAbytes. “Pertandingan ini akan membawa kami ke babak final CFS yang menawarkan total hadiah lebih dari US$750 ribu (sekitar Rp11,2 miliar).”
Organisasi esports punya beberapa sumber pemasukan. Biasanya, sponsorship memberikan kontribusi terbesar. Seiring dengan berkembangnya industri esports, semakin banyak perusahaan venture capital yang tertarik untuk mendanai organisasi esports. Di Indonesia, ada sejumlah organisasi esports yang telah mendapatkan pendanaan dari VC, seperti EVOS Esports dan ONIC Esports. Pada Juli 2020, tim asal Korea Selatan, DragonX juga baru saja mendapatkan pendanaan Seri A.
Sayangnya, tidak banyak tim esports asal Timur Tengah dan Afrika Utara yang telah mendapatkan investasi. Jadi, kabar bahwa Anubis Gaming baru saja menutup ronde pendanaan awal adalah kabar baik.