Didirikan pada tahun 2016, platform yang membantu pengguna untuk mencetak foto yang diambil dan disimpan di ponsel mereka, ID Photobook, saat ini mengklaim terus mengalami pertumbuhan bisnis positif.
Kepada DailySocial, CEO ID Photobook Rowdy Fatha mengungkapkan, hingga saat ini perusahaan terus tumbuh dengan menawarkan cara mudah mecetak foto melalui aplikasi. Bukan hanya di Jakarta, usaha yang bermarkas di Yogyakarta ini juga sudah memiliki market share yang cukup besar di Jawa dan Bali.
“Empat tahun lalu, Afrig Wasiso pendiri ID Photobook sering mendengar orang-orang di sekelilingnya mengeluh karena kehilangan ratusan foto di handphone cuma karena memori eksternal rusak atau tidak sengaja terhapus. Mungkin, sampai sekarang pun hal ini masih sering terjadi. Akhirnya, diciptakanlah satu ide bisnis solutif, platform cetak foto yang gampang tapi affordable dengan segmen keluarga Indonesia,” kata Rowdy.
Salah satu kunci sukses yang diterapkan oleh ID Photobook yang masih menjalankan bisnis secara bootstrapping adalah, dengan melancarkan kegiatan pemasaran secara digital. Berbagai promo dan kegiatan akuisisi pelanggan dilakukan, memanfaatkan akun media sosial Facebook dan Instagram.
Langkah strategis tersebut ternyata mampu menciptakan engagement yang baik dan meluas kepada target pengguna. Facebook pun kemudian memilih ID Photobook sebagai salah satu brand yang memiliki engagement terbesar di Facebook tahun 2019 lalu, mengalahkan Gojek.
“Tujuan ID Photobook adalah satu, menjadi solusi dan sahabat untuk keluarga Indonesia bisa mengabadikan momen terbaik dan menikmatinya di album fisik berkualitas. Sehingga, kenangan dan momennya bisa dikenang selamanya,” kata Rowdy.
Selain ID Photobook platform serupa yang juga sudah hadir di Indonesia adalah Printerous dan Sweet Escape, namun keduanya tidak fokus sepenuhnya ke jasa pencetakan foto.
Misi sosial perusahaan
Selain bisa diakses di aplikasi, ID Photobook juga memanfaatkan kanal marketplace seperti Tokopedia dan Shopee untuk pemasaran dan penjualan. Saat ini ID Photobook telah memiliki sekitar 400-500 pengguna aktif per harinya. Disinggung seperti apa bisnis perusahaan selama pandemi, secara umum cukup stabil karena masih mencatat batas normal omzet perusahaan.
Untuk melancarkan misi sosial, perusahaan sekitar akhir September 2020 mendatang akan meluncurkan program afiliasi yang bisa dimanfaatkan oleh mereka yang terkena PHK atau pemotongan gaji selama pandemi. Mengedepankan konsep serupa dengan influencer, mereka yang tertarik bisa mempromosikan ID Photobook melalui akun media sosial mereka.
Setiap transaksi yang berhasil mereka datangkan akan diberikan komisi bagi hasil oleh ID Photobook. Disediakan pula aset digital berupa copywriting dan lainnya yang bisa diunggah di akun media sosial mereka.
“Kami akan fokus untuk ekspansi bisnis kami melalui channel digital dan model bisnis afiliasi sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan kami. Saat ini kita belum berencana untuk melakukan penggalangan dana,” kata Rowdy.