Dark
Light

[Dailyssimo] Internet, Dunia yang Tidak Memiliki Batas

1 min read
July 22, 2012

Kemarin malam saya sempat ngobrol (chatting) di Facebook dengan salah seorang teman saya yang berprofesi sebagai fotografer yang berdomisili di Bandung. Fred, teman saya ini sedang menantikan kelahiran anak pertamanya dalam beberapa bulan ke depan, dan ia bercerita tentang cita-citanya untuk pindah ke Jakarta karena ia merasa profesi sebagai seorang fotografer jauh lebih menjanjikan di Jakarta dibandingkan di Bandung.

Obrolan saya dengan Fred ini mengingatkan saya pada obrolan lain beberapa bulan silam. Ada salah seorang teman yang tinggal di Bali yang juga ingin sekali pindah ke Jakarta, karena ia tidak ingin di-disclose namanya jadi kita sebut saja teman saya ini Bram. Ia bercerita bahwa iklim usaha di Bali sangatlah sulit karena kondisi mulai dari manpower sampai iklim berbisnis tidak terlalu mendukung. Bram ingin membangun usaha apparel di Bali.

Fred dan Bram memiliki kesamaan pola pandang yang membuat mereka terperangkap secara geografis pada tempat mereka tinggal. Saya tidak tahu dengan Anda para pembaca, namun bagi saya yang sudah cukup lama bernafas dalam dunia online, agak aneh rasanya jika kita masih terperangkap seperti kedua orang teman saya tersebut. Kondisi internet pada saat ini jauh lebih baik dibandingkan ketika saya memutuskan untuk terjun pertama kali di dunia online (sekitar awal tahun 2000-an), biaya koneksi internet makin terjangkau, yang artinya kemudahan untuk terkoneksi secara global hanya ditentukan oleh niat dan sedikit effort saja.

Saya memberikan satu pertanyaan pamungkas pada kedua orang teman saya ini, yaitu:

  1. Kalau masuk ke internet bisa dilakukan dengan mudah, kenapa harus pindah ke Jakarta? Bukankah internet menjadikan bisnismu bisa terlihat sampai Jakarta (bahkan lebih) tanpa harus pindah?
  2. Kalau masuk ke internet bisa dilakukan dengan mudah, kenapa hanya Jakarta? Mengingat internet adalah dunia baru yang borderless.

Bagaimana menurut Anda?

Abang Edwin adalah seorang praktisi online community management sejak tahun 1998 jauh sebelum istilah social media/social network muncul di dunia internet. Ia memulai perjalanan eksperimentasinya dengan beberapa komunitas online yang akhirnya berkembang sukses pada saat itu, sampai saat ini ia pun masih memberikan konsultasi-konsultasi mengenal karakter dan membina komunitas online bagi brand/agency maupun perseorangan.

Ia sempat bekerja di Yahoo! selama lebih dari 4 tahun sebagai community manager dan sempat pula menjabat sebagai Country Manager untuk sebuah perusahaan start-up social media monitoring yang bernama Thoughtbuzz.

Untuk mendapatkan update terbaru, Anda bisa memfollow @bangwinissimo di Twitter, atau membaca blognya di bangwinissimo.com.

[Gambar]

8 Comments

  1. Okelah kita bisa bekerja dari rumah.

    Tapi tentu sulit untuk selalu kontak dengan relasi bisnis dari rumah bukan?

  2. Saya mengalami sendiri. Domisili di sidoarjo tapi pendapatan berasal dari sebuah kontrak dengan lembaga internasional di jakarta. Internet membantu orang mengenal saya. Tapi untuk proses nego, deal dan pekerjaan, saya tetap harus ke jakarta.
    Sementara beberapa teman developer, nego dan deal di jakarta tapi bekerja di daerah masing2

  3. Setuju sih….saya tidak bermaksud men generalisir, dan saya pun tidak berpendapat segala sesuatu mutlak harus dilakukan semuanya dari rumah….:-)

  4. bang edwin, pada kalimat ini : “memiliki kesamaan pola pandang yang membuat mereka terperangkap secara geografis pada tempat mereka tinggal”, bisa saja diartikan terlalu mutlatk. mungkin jika ditambah dengan kata2 “seolah-olah terperangkap” jadi lebih baik. sebab alasan kedua teman di atas untuk berpindah lokasi kerja bukan hanya masalah internet. begitu buanyaknya faktor yang bisa mempengaruhi. contoh2 awal artikel untuk membuat perumpamaannya padahal sudah cukup bagus. thx

  5. Thanks buat masukkannya 🙂 Saya koreksi sedikit ya….internet saya angkat disini memang bukan sebagai masalah tapi justru solusi yang tidak dilihat oleh kedua teman saya tersebut. Memang betul banyak faktor yang bisa mempengaruhi, dan mungkin akan mempengaruhi fokus dari tulisan ini jika faktor-faktor tersebut diangkat oleh kedua rekan saya diatas pada saat kita ngobrol panjang 🙂

  6. setujuuuu…internet is everything, but networking is important thing, operasionalnya bisa di lakukan melalui media internet, jarak, waktu bukan halangan lagi, ngapain bikin macet jakarta dan ngabisin waktu di jalan bro and sis. gw justru enjoy dengan pola kerja seperti ini, at least bisa ketemu keluarga tiap menitnya, tinggal atur waktu aja untuk ketemuan dgn client

  7. berarti ya temenmu itu belum tahu cara optimalisasi kemampuannya lewat internet, masbro. Ajarin mereka lah hehe..

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Situs Travel Rajakamar Perkenalkan Aplikasi BlackBerry Terbaru

Next Story

TelkomVision Sediakan Voucher TV Isi Ulang di Indomaret

Latest from Blog

Don't Miss

Tri Luncurkan Paket HappyFlex

Tri, salah satu operator seluler ternama di Indonesia, terus berkomitmen

Semakin Banyak Game dengan Ukuran 100GB, Bagaimana Bisa?

Dulu, ukuran game dibatasi oleh kapasitas media yang developer gunakan,