Startup fintech asal Singapura Helicap mengumumkan pendanaan segar Seri A senilai $10 juta (lebih dari Rp155 miliar) dipimpin Saison Capital, ventura yang merupakan anak usaha pembiayaan konsumen Credit Saison dari Jepang. Pendanaan ini berbentuk penyertaan emisi ekuitas dan penempatan dana kelolaan Asset Under Management (AUM) dalam bentuk Redeemable Preference Shares.
Turut berpartisipasi investor sebelumnya, East Ventures, investor baru Access Capital, pengelola aset multi-family Lamivoie, dan orang-perorangan dengan kekayaan bersih tinggi (HNWI / High Networth Individuals) lainnya.
Secara total, Helicap telah mengumpulkan pendanaan hampir $18 juta. Disebutkan pendanaan teranyar akan digunakan untuk memacu perluasan usaha, meningkatkan teknologi skoring kredit, dan ekspansi produk investasi surat utang pribadi (private debt) untuk mengatasi kekalutan pasar karena pandemi Covid-19.
Co-Founder dan CEO Helicap David Z. Wang menerangkan putaran Seri A ini dilatarbelakangi kinerja perusahaan yang melebihi ekspektasi selama satu tahun belakangan, termasuk mendapat izin usaha Registered Fund Management Company (RFMC) dari otoritas MAS (Monetary Authority of Singapore) untuk anak-anak manajemen investasi Helicap.
Kemudian lewat akuisisi pterhadap erusahaan sekuritas Arcor Capital, perusahaan kini mereka mengantongi izin usaha pasar modal (Capital Markets Services) untuk jasa jual beli produk pasar modal. Arcor Capital diakuisisi tahun lalu dengan nilai tidak disebutkan.
“Kami sangat bangga dengan keikutsertaan Credit Saison di lini investor papan atas dan kami segera mengumumkan sejumlah inisiatif strategis dengan Saison Capital bulan mendatang,” ucap Wang dalam keterangan resmi, Selasa (28/4).
Belum terdaftar di OJK
Saat memperoleh dana tahun 2018, Helicap berencana melakukan ekspansi ke Indonesia. Di tahun 2020, meski Helicap sudah mengantongi beragam izin di Singapura, perusahaan belum mengantongi izin dari OJK ataupun terdaftar sebagai anggota asosiasi.
Hal ini seharusnya menjadi fokus Helicap berikutnya. Perusahaan mengumumkan pengangkatan Ilham Akbar Habibie sebagai Special Advisor. Ilham merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat dan Co-Founder Ilthabi Rekatama, perusahaan investasi swasta. Kehadirannya diharapkan membantu Helicap mempertajam bisnisnya di Indonesia, sebagai salah satu pasar utama perusahaan.
“Saya bersemangat untuk bekerja sama dan menjadi penasihat perusahaan fintech seperti Helicap. [..] Perusahaan berbasis data seperti Helicap akan memainkan peran penting di pasar pinjaman alternatif,” terang Ilham.
Helicap menyebut dirinya sebagai platform Capital as a Services dengan cakupan B2B2C. Mereka tidak memberikan pinjaman secara langsung, tetapi menyalurkan pinjaman dari organisasi yang telah menjadi mitra dengan memberikan jaminan dari analisis data yang dilakukan.
Perusahaan menampung akses data kredit yang dikumpulkan berbagai organisasi keuangan. Data tersebut diolah sedemikian rupa sehingga memberikan wawasan untuk memberikan alokasi investasi. Wawasan tersebut dinilai menjadi “helicopter view” atau pemahaman menyeluruh terkait bisnis yang akan diinvestasi.
Helicap fokus pada teknologi analitik kredit dan azas ponten (scoring model) yang ketat dalam mencermati jutaan titik data peminjaman dari berbagai platform penerbit, sehingga memungkinkan anak-anak usaha Helicap memberikan imbal hasil sesuaian (risk-adjusted returns) kepada investor.
“Asia Tenggara menjadi kawasan ekonomi yang paling bertumbuh, didorong oleh UKM. Namun pertumbuhan tersebut juga menghasilkan ekosistem pinjaman yang terfragmentasi, belum dapat melayani pinjaman modal untuk bisnis secara keseluruhan,” tutup Wang.
Perusahaan berbasis di Singapura dengan cakupan wilayah tersebar di Asia Tenggara, Hong Kong, dan Australia.