Setelah X-T200 dan X100V, Fujifilm kini telah resmi menghadirkan X-T4 di Indonesia. Kamera mirrorless flagship penerus X-T3 ini dibanderol dengan harga Rp26.999.000 untuk body only dan Rp32.999.000 dengan lensa kit XF 18-55mm F2.8-4 LM OIS. Rencananya penjualan Fujifilm X-T4 akan dimulai pada bulan April 2020.
Dari pantauan saya, saat ini X-T3 bisa didapat seharga Rp19.499.000 untuk body only dan kamera ini diakui memiliki kemampuan foto dan juga video yang mumpuni. Lalu, peningkatan apa saja yang dibawa oleh Fujifilm X-T4 dibanding pendahulunya?
Salah satu fitur utamanya adalah in-body image stabilization atau IBIS yang mampu mengurangi guncangan hingga 6,5 stop ketika menggunakan 18 dari total 29 lensa XF/XC Fujifilm dan sisanya mendukung 5 stop. Singkatnya untuk foto, keberadaan IBIS ini memungkinkan kita menekan nilai ISO dengan menggunakan shutter speed lebih rendah. Sementara, untuk video membantu kita memperoleh footage dengan pergerakan lebih stabil saat handheld.
Lebih lanjut, 5-axis image stabilization pada Fujifilm X-T4 ini menggunakan gaya magnet daripada pegas. Di mana ukurannya 30 persen lebih kecil, 20 persen lebih ringan, dan akurasinya diklaim 8 kali lebih baik dari IBIS milik X-H1.
Fujifilm X-T4 menggunakan sensor dan prosesor yang sama seperti X-T3 yang juga terdapat pada X-T30, X-Pro3, dan X100V. Adalah sensor gambar generasi keempat, BSI X-Trans CMOS 4 APS-C dengan resolusi 26MP dan X-Processor 4. Namun, X-T4 dilengkapi dengan mekanisme rana baru.
Fujifilm menyebutnya ‘ultra-fast focal plane shutter’. Singkatnya memberi kemampuan burst shooting 15fps dengan full autofocus dan auto exposure. Bila menggunakan electronic shutter akan mendapatkan 20fps atau 30fps dengan crop 1.25x. Rana baru tersebut juga memiliki memiliki daya tahan dua kali lipat dengan 300.000 gerakan dan 30 persen lebih tenang dibanding X-T3.
Dari segi fisik, tampilan X-T4 tampak identik seperti X-T3. Bedanya kini X-T4 memiliki mekanisme layar yang fully articulated yang sangat berguna untuk memastikan framing dan autofocus-nya tepat saat syuting seorang diri. Yang menarik, X-T4 tuas khusus untuk beralih ke mode still dan video.
Lalu, grip-nya kini sedikit lebih dalam sehingga lebih nyaman bila menggunakan lensa yang ukurannya besar. Serta, ada beberapa lagi penyesuaian lainnya seperti hilangnya port headphone. Sebagai gantinya bisa menggunakan port USB Type-C dengan dongle yang terdapat dalam paket penjualan.
Kamera ini menggunakan jenis baterai baru NP-W235 yang memiliki kapasitas sekitar 1,5 kali lebih besar dibanding NP-W126S. Sehingga sanggup menjepret hingga 500 sekali charge, bahkan 600 jepretan bila menggunakan mode ‘economy‘.
Buat pecinta mode film simulation, ada yang baru di X-T4 yakni Eterna Bleach Bypass. Alternatif untuk F-Log untuk mendapatkan footage cinematic langsung dari kameranya dengan saturasi rendah kontras tinggi. Kemudian yang baru lagi adalah dukungan perekam video slow motion 1080p pada 240fps.
Masih banyak lagi peningkatan dan fitur menarik pada Fujifilm X-T4 dan semoga saya bisa mendapatkan unit review-nya segera untuk mengulas secara lebih detail. Dalam acara ini, Fujifilm juga turut menampilkan X100V – kamera compact premium ini dibanderol Rp21.999.000.