Perseteruan antara Dota 2 dengan League of Legends (League) mungkin sudah seperti pertarungan abadi yang tak pernah berhenti. Sejak lama, komunitas dari kedua game saling berseteru, saling membandingkan gamenya satu sama lain. Pemain Dota menganggap League lebih mudah dan juga sebaliknya.
Tak hanya komunitas secara umum saja, sosok ternama di skena kompetitif League juga memberi pendapatnya soal Dota. Dia adalah Yiliang Peng (Doublelift), pemain ADC Team Liquid untuk pada League of Legends Championship Series. Dalam sesi streaming di Twitch, ia memperbincangkan soal beberapa hal, salah satunya adalah pendapatnya tentang Dota.
Secara tegas ia mengatakan bahwa Dota lebih mudah secara mekanik permainan dibandingkan dengan League. Tapi lebih lanjut, ia menjelaskan kembali argumentasinya. Menurutnya Dota memang lebih sulit jika bicara soal item yang beranekaragam, kombinasi hero, build, dan ragam halang rintang yang ada di map permainan.”Tapi kalau secara mekanik permainan, jelas tidak. Tidak mungkin Dota punya kebutuhan kemampuan mekanik yang lebih tinggi daripada League.” tukasnya dalam streaming.
Seperti yang Anda ketahui, item di Dota memang sangat beragam, baik fungsi pasifnya atau aktifnya. Belum lagi setelah Outlanders Update, jumlahnya semakin membengkak karena kehadiran mekanik drop item dari Neutral Creep.
Melanjutkan maksudnya, soal mekanik yang dia sebut adalah perbandingan eksekusi ability hero/champion Dota dengan League. Menurutnya, ekseskusi ability hero di Dota cenderung lebih mudah, beberapa hero hanya perlu klik musuh dan ability kena musuh secara otomatis. Sementara dalam League, Anda tidak bisa melakukan hal tersebut. Banyak ability di dalam League yang bersifat skillshot, maksudnya adalah ability yang tidak mendarat secara otomatis, melainkan harus diarahkan sambil memprediksi gerakan musuh agar ability tersebut jadi kena musuh.
Seakan ingin Doublelift meneguhkan argumentasinya, ia lalu bercerita bahwa dirinya juga pernah bermain Dota 2. “Saya pernah main Dota selama beberapa saat, saya bahkan bisa membantai pemain-pemain di pub dengan mudah. Tapi saya sadar, keadaan tentu jadi beda jika saya main melawan pemain pro.”
Saya sendiri setuju dengan apa yang dikatakan oleh Doublelift. Namun agar Anda bisa mendapat sudut pandang lebih jelas, Dota dengan League sebenarnya hanya punya kesulitannya masing-masing saja. Benar yang dikatakan Doublelift, League lebih sulit dalam segi mekanik mikro, yang berasal dari kemampuan individual. Anda tidak bisa melempar ability secara sembarangan, karena ability tidak mendarat secara otomatis, harus diarahkan. Belum lagi beberapa champion juga punya ragam kemampuan yang memungkinkan mereka menghindari ability yang dilempar oleh musuh.
Sementara di sisi lain, Dota memang punya mekanik individu yang cenderung lebih mudah, namun lebih kompleks dari sisi gameplay secara umum. Kompleksitas yang dimaksud adalah soal kombinasi hero dengan item terbaik, Talent dan sebagainya. Belum lagi pada level kemampuan tertentu, Anda juga harus memahami kontur tanah dan pola pohon-pohon yang ada di berbagai area permainan, agar dapat juking atau menggocek musuh.
Jadi tak perlu saling berkelahi, karena sebenarnya Dota dan League sudah beda gameplay, dengan kompleksitasnya masing-masing.
Sumber header: Riot Games