Dark
Light

Typhoon Studios Adalah Akuisisi Pertama Tim Developer Mandiri Google Stadia

1 min read
December 20, 2019

Salah satu alasan mengapa publik menaruh harapan besar pada Stadia adalah fakta bahwa Google berada di baliknya. Sumber daya yang begitu melimpah pada dasarnya merupakan jaminan atas keberhasilan Stadia, terutama terkait rencananya untuk menelurkan sejumlah game eksklusif.

Seperti yang kita tahu, Stadia punya tim developer sendiri bernama Stadia Games and Entertainment yang dipimpin oleh eks veteran Ubisoft, Sebastien Puel. Studio yang berumur masih sangat muda ini belum menghasilkan karya apapun, dan mereka rupanya masih sibuk mengembangkan timnya.

Tidak mengejutkan dari anak perusahaan Google, rute yang diambil adalah rute akuisisi. Stadia baru saja mengumumkan akuisisinya atas Typhoon Studios. Tidak pernah dengar namanya? Wajar, mengingat Typhoon merupakan studio baru beranggotakan sekitar dua lusin orang, dan game pertama bikinannya, Journey to the Savage Planet, baru akan dirilis Januari mendatang di console dan PC.

Journey to the Savage Planet, game pertama sekaligus terakhir Typhoon Studios / Typhoon Studios
Journey to the Savage Planet, game pertama sekaligus terakhir Typhoon Studios / Typhoon Studios

Tentunya ada alasan tersendiri di balik pemilihan Typhoon sebagai akuisisi perdana Stadia. Typhoon memang masih seumur jagung, akan tetapi personil-personilnya merupakan senior di industri game. Duo pendirinya, Reid Schneider dan Alex Hutchinson, punya portofolio panjang yang berkesan sebelum membentuk Typhoon.

Alex Hutchinson misalnya, memulai karirnya di Maxis sebagai Lead Designer atas The Sims 2 dan Spore, sebelum akhirnya hijrah ke Ubisoft dan ditunjuk sebagai Creative Director atas Assassin’s Creed III dan Far Cry 4. Di sisi lain, Reid Schneider bertanggung jawab atas pengembangan seri Batman Arkham sekaligus Splinter Cell orisinal sebelum memutuskan untuk mengambil jalur indie.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa Stadia cukup selektif dalam hal akuisisi, dan ini tentunya baru awal dari upaya mereka membesarkan tim developer mandirinya. Tim Typhoon sendiri masih akan berfokus pada game pertama sekaligus terakhirnya tersebut, sebelum akhirnya dilebur dengan tim Stadia Games and Entertainment.

Sumber: Google dan VentureBeat.

Previous Story

Frostivus, Pesta Rakyat Dota 2, dan Arcana Ogre Magi Telah Tiba

Next Story

Cara Redirect Http ke Https di Blog WordPress

Latest from Blog

Don't Miss

POCO Jawab Tantangan Kompetitor Ponsel Gaming dengan Performa dan Harga Ekstrem

POCO kembali menantang pasar smartphone dengan meluncurkan lini produk berperforma

HP OMEN Transcend 14, Laptop Gaming 14 Inci yang ‘Padat’ dengan Intel Core Ultra 9

Seperti apa perangkat gaming idaman Anda? PC gaming atau konsol?