Sony memiliki dua sistem kamera interchangeable-lens, yaitu full frame dan APS-C. Pada sistem APS-C, sebelumnya Sony telah merilis Alpha 6400 yang bila dilihat dari fitur dan spesifikasinya merupakan penerus A6300. Kini Sony akhirnya memperkenalkan suksesor dari A6000 dan A6500 yakni Alpha 6100 dan Alpha 6600.
Dari informasi yang saya dapat, A6000 masih merupakan kamera Sony yang paling populer di kelas entry-level dan saat ini dibanderol Rp6,5 juta untuk body only-nya. Sedangkan, A6500 ialah kamera flagship Sony di sistem APS-C yang mempunyai fitur video sentris dan saat ini dibanderol Rp14 juta (harga promo) untuk body only.
Sementara keberadaan A6300 di pasaran sudah mulai langka, tapi sebelum A6400 meluncur sempat dijual seharga Rp9 juta body only. Sony A6400 sendiri dibanderol Rp13 juta di Indonesia.
Nah yang terbaru A6100 body only dibanderol US$750 (sekitar Rp10 jutaan), US$850 (Rp12 jutaan) dengan lensa 16-50mm, dan US$1.100 (Rp15 jutaan) dengan lensa 16-50mm + 55-210mm. Sedangkan, A6600 body only dijual seharga US$1.400 (sekitar Rp19 jutaan) dan US$1.800 (Rp25 jutaan) dengan lensa kit 18-135mm F3.5-5.6.
Lalu, peningkatan apa saja bila dibandingkan dengan para pendahulunya? Serta, apa persamaan dan perbedaan antara A6100, A6400, dan A6600? Mari cari tahu lebih banyak.
Sony A6000 Vs. A6100
Sony A6000 dirilis pada tahun 2014, memang sudah cukup tua. Bedanya dengan A6100 pertama ialah titik fokus-nya, A6000 punya 179 titik fokus – sementara A6100 memiliki 425 fast hybrid AF dengan real-time eye AF untuk mata manusia atau hewan dan real-time tracking untuk foto maupun video.
Untuk kemampuan videonya, bila A6000 mentok pada resolusi 1080p dan tanpa port mikrofon 3,5mm – A6100 sudah mampu merekam video 4K dan dibekali dengan port mikrofon 3,5mm. Selain perbedaan mekanisme layar, sisa spesifikasinya masih identik, resolusi layar dan viewfinder-nya, serta jenis baterainya sama.
Sony A6300 Vs. A6400
Sony A6300 dirilis pada tahun 2016 dan saat Sony merilis A6400, mekanisme layar sentuh yang dapat diputar ke depan memang menjadi salah satu keunggulannya. Selain mekanisme layar, peningkatan yang dibawa ialah sistem autofocus canggih ‘Speed X AI‘ dengan real-time autofocus yang lebih cepat dan akurat. Kemampuan videonya, masih sama-sama cukup kuat – mampu merekam video 4K dengan dukungan picture profile.
Sony A6500 Vs. A6600
Sony A6500 juga dirilis pada tahun 2016, sebagai penerus flagship – A6600 juga mewarisi keunggulan pendahulunya dan juga dibekali update yang penting.
Kamera ini punya 5-axis image stabilization, real-time tracking autofocus-nya sudah pasti yang paling kencang, menggunakan jenis baterai baru NP-FZ1000 yang 2,2x lebih tahan lama, serta memiliki port microphone dan headphone.
Selain itu, A6600 juga dapat memotret format Raw 14-bit, perekaman video 4K dengan dukungan picture profile macam HLG yang dapat meningkatkan dynamic range, dan punya weather-sealed magnesium-alloy body.
Sony A6100 Vs. A6400 Vs. A6600
Semua jajaran seri Alpha 6000 mengemas sensor CMOS APS-C beresolusi 24-megapixel dan pada generasi yang terbaru memiliki layar sentuh yang bisa di lipat ke atas. Perbedaan kemampuan biasanya ada di aspek sistem autofocus dan perekam videonya.
Lalu, apa yang membedakan antara ketiga kamera mirrorless APS-C terbaru dari Sony ini? Pertama meski ketiganya mampu merekam video 4K, namun hanya A6400 dan A6600 yang didukung picture profile (HLG, S-Log3, dan S-Log2). Jadi, buat para content creator yang ingin meningkatkan kualitas videonya – maka setidaknya harus ambil A6400.
Kedua ialah A6100 dan A6400 mendukung real-time tracking di video, sementara A6600 mendukung real-time tracking dan juga real-time Eye AF di video. Ketiga, resolusi viewfinder A6100 hanya 1,440k dot. Sementara, A6400 dan A6600 sudah 2,359k dot. Terakhir adalah A6600 memiliki port headphone, jadi Anda dapat memonitor audio. Satu lagi, A6600 menggunakan jenis baterai baru.
Sumber: DPreview