Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq mengungkapkan rencananya untuk memboyong Gojek masuk ke negaranya dalam upaya mendukung mata pencaharian kelompok pengendara motor lokal.
Dalam unggahan video berdurasi satu menit di Twitter, dia mengatakan dalam mendukung kelompok ini, tidak cukup bagi pemerintah untuk mengatur program satu kali atau membangun lajur khusus motor saja.
“Mereka perlu dipertahankan, mereka membutuhkan pekerjaan, itu masalah yang lebih mendesak. Itulah sebabnya saya bertemu dengan pendiri Gojek Nadiem Makarim yang telah membantu menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari dua juta pengendara motor di Indonesia dan ratusan ribu lainnya di Thailand, Singapura, dan Vietnam,” ujar Syed.
Senin kemarin (19/8), sambungnya, telah diadakan pertemuan antara perwakilan Gojek dengan Perdana Menteri Mahathir Mohammad dan Menteri Transportasi Anthony Loke. Menurutnya, presentasi yang diberikan Gojek telah diterima dengan baik dan akan dibicarakan lebih lanjut dalam pertemuan kabinet yang digelar esok hari (21/8).
Sehari sebelumnya, sebelum video ini diunggah, Syed membuka jajak pendapat di Twitter. Dia bertanya apakah anak muda Malaysia menyetujui kehadiran Gojek di Malaysia untuk menaikkan perekonomian dengan hadirnya lapangan kerja baru.
Dari 56.427 orang yang mengikuti, 88% responden menyatakan setuju dan 12% lainnya tidak setuju dengan kehadiran Gojek.
Kabar yang disampaikan ini cukup kontradiktif dengan pernyataan pemerintah Malaysia yang melarang pemain lokal sejenis Gojek yakni Dego Ride untuk mengaspal di sana. Pada September 2018, Anthony Loke mengatakan pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil tindakan terhadap Dego Ride jika beroperasi secara ilegal.
Pemerintah tetap mempertahankan sikapnya terhadap layanan ride sharing roda dua karena alasan keamanan.
“Kami tidak akan pernah mengesahkan Dego Ride di Malaysia karena kami tidak setuju dengan semua jenis layanan ride sharing yang melibatkan motor. Di Malaysia ada terlalu banyak kecelakaan yang melibatkan motor sehingga kami tidak bisa mengambil risiko,” terangnya.
Pertanyaan ini ditanyakan oleh seorang netizen dalam unggahan Syed, dia pun membalasnya lewat cuitan, “Pemerintah Malaysia hanya tidak akan menyetujui operasi penyedia layanan ojek tunggal. Bukan hanya satu perusahaan. Harus ekosistem yang kondusif, terbuka untuk semua. Tidak boleh ada monopoli,” ujarnya.
Sebelumnya Nadiem memang sudah mengisyaratkan rencana untuk ekspansi ke Malaysia, Myanmar dan Kamboja, setelah resmi hadir di Vietnam, Thailand, dan Singapura. Rencana perusahaan untuk masuk ke Filipina terganjal karena masalah kepemilikan saham yang belum memenuhi ketentuan.