Fortnite boleh saja menyandang gelar sebagai rajanya battle royale. Dengan lebih dari 200 juta pemain, serta catatan rekor 8 juta concurrent player, hingga saat ini masih jadi pertanyaan besar apakah bakal ada game yang bisa mengalahkannya. Apex Legends yang berhasil mencapai 25 juta pengguna dalam satu minggu terlihat menjanjikan, tapi apa bisa sesukses Fortnite? Tidak ada yang tahu.
Sayangnya, kesuksesan itu tidak mencerminkan iklim esports di sekitarnya. Beberapa pihak sangsi esports battle royale dapat bertahan lama, contohnya OpTic Gaming yang baru saja membubarkan divisi Fortnite dan PUBG mereka bulan lalu. Selain masalah sustainability, Epic Games juga dinilai sering melakukan langkah salah yang membuat Fortnite tidak nyaman untuk dimainkan secara kompetitif.
Poach (Jake Brumleve), atlet Fortnite dari Team Liquid, baru-baru ini menyatakan keresahan tersebut via Twitter. Ia berkata bahwa ada tiga masalah besar yang harus diperbaiki oleh Epic Games, yaitu bug, lag, serta RNG (random number generator). RNG yang dimaksud adalah unsur acak seperti item yang didapat dari loot dan lokasi perubahan zona.
Menurut Poach, di permainan level tinggi, hal-hal di luar kendali pemain seperti ini lebih sering menyebabkan kematian daripada skill pemainnya, membuat Fortnite terasa tidak kompetitif. Pendapat ini diiyakan oleh beberapa pemain Fortnite profesional lainnya, seperti Ranger (Marcus Pereira) dari World Best Gaming dan Logan (Logan Werner), mantan anggota Gankstars. Banyak orang berpendapat bahwa Epic Games terlalu fokus pada pembuatan konten baru, sementara masalah gameplay yang sudah lama ada malah diabaikan.
There's way too many deaths in this game caused by stuff you cannot control and it removes all competitive integrity.
— POACH (@Poach) February 11, 2019
Epic Games juga mendapat banyak kritik karena sebuah keputusan yang sangat kontroversial, yaitu merilis patch Season 8 sangat dekat dengan Intel Extreme Masters (IEM) Katowice 2019. Turnamen berhadiah US$500.000 Ini termasuk turnamen besar, dan direncanakan akan berlangsung pada tanggal 23 Februari sampai 3 Maret 2019. Sementara patch Fortnite Season 8 akan meluncur pada tanggal 28 Februari. Bayangkan betapa kacaunya bila di tengah turnamen tiba-tiba ada perubahan balance.
Dua pemain lain dari Team Liquid, yaitu Chaplo (Ryan Chaplo) dan 72hrs (Tom Mulligan) juga berkata bahwa mereka tidak mau menghadiri undangan turnamen Secret Skirmish yang digelar Epic Games pada tanggal 14 Februari nanti. Alasannya adalah format turnamen yang begitu aneh. Turnamen ini diadakan secara tertutup, di lokasi yang dirahasiakan, dengan mode solo, dan menggunakan perangkat gaming yang sudah ditentukan. Caplo berkata bahwa semua persyaratan itu membuat Secret Skirmish “tidak menyenangkan”.
Keluhan-keluhan di atas hanya sebagian dari masalah yang terjadi seputar dunia Fortnite kompetitif. Tidak hanya tahun ini, sejak tahun 2018 pun para pemain Fortnite sudah mengeluhkan hal serupa. Padahal Epic Games sudah berjanji bahwa mereka akan lebih memperhatikan masalah-masalah di atas, terutama soal timing perilisan patch. Tapi rupanya janji-janji tersebut belum tercermin dalam keputusan Epic Games belakangan ini.
Sebesar apa pun user base Fortnite, bila hal ini terus berlangsung maka dunia Fortnite kompetitif bisa saja kehilangan peminat lalu mati. Epic Games tidak boleh terbuai dengan posisi “raja”. Di saat mereka lengah, di luar sana banyak kandidat lain yang sedang berusaha merebut takhta mereka.
Sumber: Dexerto, Fox Sports Asia