Gamer bukanlah istilah yang asing lagi di telinga kita, tapi jika digali lebih jauh, kalangan ini terpecah ke dalam banyak kategori – terbagi berdasarkan intensitas mereka menikmati hobi itu, pilihan platform, genre permainan, hingga apakah mereka menyeriusi gaming sebagai karier atau tidak. Dan masing-masing golongan ini punya kriteria perangkat yang ideal buat mereka.
Kepopuleran esports mendorong banyak produsen menyediakan perangkat pendukungnya: Asus punya ROG Strix, lalu HP baru meluncurkan Omen 15 di Indonesia. Tapi sebuah pendekatan berbeda diambil oleh Lenovo dalam memperkenalkan produk anyarnya, Legion Y530. Laptop gaming yang menjanjikan ‘desain stylish dan jeroan bertenaga’ itu disasarkan pada golongan avid gamer.
Berdasarkan data Lenovo, 80 persen gamer saat ini berusia lebih dari 18 tahun. Mayoritas dari mereka adalah para profesional dan pelajar, yang menggunakan waktu luangnya (biasanya di malam hari) untuk bermain. Satu data yang cukup menarik adalah perbedaan gender di komunitas ini semakin menipis. Di seluruh dunia, 41 persen gamer adalah wanita.
Kondisi ini tampaknya memberikan Lenovo acuan dalam merancang laptop gaming anyarnya. Perangkat tersebut harus ringan dan ringkas, punya penampilan menarik namun tidak terlalu berlebihan, didukung konektivitas fisik yang lengkap, serta tetap andal untuk melaksanakan tugasnya – baik saat menangani game atau ketika digunakan sebagai alat penunjang kegiatan produktif.
Desain
Lenovo Legion Y530 punya arahan desain yang cukup berbeda dari notebook gaming umumnya. Tanpa keberadaan brand Legion di sisi punggung dan bawah layar, Anda mungkin tidak akan menyangka perangkat ini dirancang untuk gaming. Penampilannya rendah hati, namun saya menyukai kesan industrial yang dimunculkan oleh tubuh balok persegi dengan ujung membundarnya. Wujudnya ini segera mengingatkan saya pada varian ThinkPad.
Lenovo tentu telah menyempurnakan aspek desain Legion Y530 dengan ‘standar modern’. Pertama-tama, produsen memangkas bagian bingkai layar, kini hanya menyuguhkan ketebalan 6,7mm sebagai cara untuk meminimalkan ‘gangguan visual’. Lenovo juga memanfaatkan material yang lebih premium dalam menyusun chassis-nya. Saat digunakan atau ditenteng, Y530 terasa mantap dan kokoh, dengan bobot 15 persen lebih ringan dari Y520.
Hal unik lain pada aspek desain Legion Y530 adalah penggunaan sepasang engsel layar di atas tubuh laptop. Berkat penempatan seperti ini, layar bisa dibuka sejauh 180 derajat, serta memungkinkan Lenovo menembatkan port dan lubang pembuangan panas di sisi belakang tanpa terhalang lid. Di sana Anda bisa menemukan USB 3.1 type-C, USB 3.1 type-A, Mini DisplayPort 1.4, HDMI 2.0, dan port LAN. Menariknya, hanya ada masing-masing satu slot USB di sisi kiri dan kanan.
Legion Y530 adalah laptop 15-inci dengan tubuh berdimensi 365x260x24,2mm dan mempunyai berat 2,3kg. Tapi ada efek samping dari pemakaian bingkai panel minimalisnya: Lenovo mau tak mau harus menaruh webcam HD-nya di bagian bawah display. Tak semua orang nyaman dengan penempatan webcam seperti ini.
Papan ketik
Bagian keyboard laptop memang belum ditunjang oleh sistem pencahayaan RGB, dan masih menyajikan LED putih. Namun sepertinya, Lenovo lebih memfokuskan perhatian pada faktor kinerja. Papan ketik tersebut menyuguhkan key travel sejauh 1,5mm dan sudah disertai kapabilitas anti-ghosting N-key rollover sehingga mampu membaca input sebanyak apapun tombol yang Anda tekan. Selain itu, keyboard turut didukung lapisan anti-air.
Layar
Panel 15,6-inci full-HD yang ada di notebook ini mengusung jenis IPS. Layar menghidangkan tingkat refresh tinggi di 144Hz, serta ditunjang oleh level keterangan 300-nit dan teknologi Nvidia G-Sync. Refresh rate 144Hz memungkinkan pengguna melihat detail di objek yang bergerak di kecepatan tinggi, lalu G-Sync memastikan sesi gaming Anda bebas tearing dan stuttering.
Hardware
Lenovo menawarkan tiga konfigurasi hardware di Legion Y530, dengan opsi kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050 atau 1050 Ti serta memori RAM DDR4 2666MHz 8GB atau 16GB. Ketiganya diotaki prosesor serupa, yaitu Intel Core i7-8750H, dan menyimpan storage berbasis hard disk 1TB. Buat mendongkrak performanya, Lenovo turut membubuhkan memori Intel Optane 16GB yang menjanjikan waktu boot ‘hampir’ sesingkat pemakaian SSD M.2 NVMe.
Legion Y530 dibekali sistem pendingin yang lebih baik dari pendahulunya. Laptop memanfaatkan dua buah kipas dengan jumlah bilah yang lebih banyak. Panjang bilah di masing-masing fan dan arah putarannya dibuat berbeda, sebagai cara agar sistem tersebut bekerja lebih efektif baik dalam mengalirkan panas ke empat lubang ventilasi serta mencegah temperatur tinggi naik ke bagian keyboard.
Laptop menyimpan baterai built-in 52,5WHr yang bisa menjaganya tetap menyala selama 5 jam tanpa tersambung ke colokan listrik. Produk ini juga telah dibundel bersama sistem operasi Microsoft Windows 10 Home.
Harga dan ketersediaan
Lenovo sepertinya berupaya menekan harga Legion Y530 di Indonesia agar tidak melampaui batasan Rp 20 juta, dan hal tersebut merupakan kabar gembira bagi gamer nomaden yang sedang berhemat. Itu mungkin alasannya produsen tidak menawarkan varian ber-SSD di sini.
Produk sudah tersedia di tanah air mulai bulan September ini, dijajakan seharga Rp 17 juta (RAM 8GB, GTX 1050), Rp 18,5 juta (RAM 8GB, GTX 1050 Ti), dan Rp 19,5 juta (RAM 16GB, GTX 1050 Ti, 144Hz).