Layanan penyewaan modem Wi-Fi Passpod (PT Yelooo Integra Datanet) mengumumkan rencana untuk melantai ke Bursa Efek Indonesia yang diharapkan bisa terlaksana sebelum akhir tahun ini. Sebagai langkah awal, Passpod telah menggelar mini expose secara tertutup pada hari Kamis (23/8). Diharapkan IPO ini bisa menggalang dana bagi perusahaan hingga 40 miliar Rupiah.
Masuknya Passpod ke lantai bursa akan menandai semakin banyaknya perusahaan berbasis teknologi yang go public. Sebelumnya tercatat Kioson, M Cash, dan NFC Indonesia yang telah menjual sahamnya ke publik sejak akhir tahun lalu.
Passpod sendiri merupakan perusahaan rintisan binaan IDX Incubator, sebuah usaha BEI untuk mendorong lebih banyak startup untuk masuk bursa. Sebelum IPO, Passpod beroperasi secara bootstrap dan belum pernah mencari pendanaan dari VC. Dana yang diperoleh rencananya diperuntukkan untuk pengembangan bisnis dan teknologi.
Sebagai layanan penyewaan modem Wi-Fi, Passpod memberikan akses modem 4G ke 68 negara tujuan (outbound). Di Indonesia, pemain serupa Passpod yang turut mewarnai industri pariwisata adalah Wi2Fly dan JavaMifi.
Passpod mengklaim sebagai satu-satunya layanan di segmen ini yang telah memperoleh sertifikasi TKDN dan Postel A/B. Passpod juga sepanjang tahun ini telah bermitra dengan Blibli, Alfamart, dan Garuda Indonesia untuk kemudahan penyewaan dan pengembalian modem.
Selain bisnis penyewaan modem, Passpod telah merambah sektor travel yang lebih luas dengan mengembangkan aplikasi yang tak hanya mempermudah proses pemesanan modem, tetapi juga memberikan informasi dan kemudahan pembelian tiket atraksi secara online di lokasi tujuan wisata.
“Saat ini kami optimis dengan kondisi finansial yang sehat dan stabil Passpod bisa menjadi salah satu emiten pilihan investor ritel di Indonesia. Terlebih, sejak berdirinya Passpod, jumlah pelanggan naik sebesar 700 persen atau total 58.500 pelanggan per Juni 2018,” ujar CEO Passpod Hiro Whardana.