Layanan P2P (peer to peer) lending online di Indonesia mulai mendapat tempat di masyarakat. Kehadirannya dirasa memberikan kemudahan mendapatkan pinjaman dana untuk berbagai keperluan. Tahun ini banyak layanan P2P lending baru yang masuk ke dalam daftar OJK dan mulai beroperasi dengan menawarkan kelebihan masing-masing. Satu di antaranya adalah KreditPintar.
KreditPintar tercatat secara resmi di OJK pada bulan April 2018, bulan yang sama mereka resmi beroperasi. Mengusung kecanggihan teknologi AI (Artificial Intelligence), KreditPintar menjanjikan proses cepat, aman, dan nyaman. Termasuk jenis produk pendanaan dengan bunga yang kompetitif.
Target KreditPintar tahun ini ialah menjadi aplikasi P2P lending terdepan dengan jutaan pengguna. Di sisa tahun ini KreditPintar berharap bisa lebih banyak menyalurkan pendanaan dan menjadi salah satu perusahaan teknologi finansial dengan pengalaman pengguna terbaik.
Head of Marketing KreditPintar Cecillia Yaohan kepada DailySocial menjelaskan bahwa teknologi artificial Intelligence di KreditPintar bekerja untuk menggabungkan data KTP dengan data alternatif, seperti media sosial, e-commerce, layanan on-demand dan data telekomunikasi.
Melengkapi jawaban Cecilia, VP Business Development Boan Sianipar berkata, “Berbagai data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakter orang yang sesungguhnya, karena mampu memberikan gambaran perilaku seseorang secara keseluruhan di dunia digital. AI kami mampu menyelesaikan tugas dengan cepat, akurat, dan keputusan memberikan pinjaman dapat diketahui dalam waktu beberapa menit saja. ”
“Layanan pinjaman online Kredit Pintar terbilang simpel dan cepat dibandingkan cara konvensional yang cukup merepotkan. Cukup dengan download dan install aplikasinya, kemudian hanya dengan foto KTP dan beberapa langkah mudah, pinjaman bisa cari dalam hitungan menit. Proses meminjam yang mudah dan nyaman itu yang diminta oleh masyarakat, oleh karena itu platform kami selalu kami kembangkan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat,” imbuh Cecilia.
KreditPintar menargetkan dua jenis pengguna, pemberi pinjaman (investor) dan peminjam. Untuk memenuhi dana pinjaman yang diajukan pengguna, Kredit Pintar menghimpun dana dari pemberi pinjaman dan institusi finansial, seperti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi di Indonesia dan sumber lainnya.
“Kami terbuka menerima sumber dana dari mana saja. Sebenarnya, asal sumber dana Kredit Pintar bukan menjadi fokus perusahaan kami, tapi bagaimana kami dapat membantu memenuhi celah pembiayaan sebesar 1000 triliun Rupiah pada masyarakat Indonesia,” terang Boan.
Di Indonesia industri P2P lending terbilang cukup berkembang. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya pemain yang berkecimpung di industri tersebut.
“Dengan selalu berinovasi dan mengupayakan pelayanan yang terbaik, maka kepercayaan dan pengenalan dari masayrakat akan semakin tumbuh dengan sendirinya, dan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masayarakat kepada kami, KreditPintar terus mengusahakan yang terbaik dalam mewujudkan visi dan misi mengurangi celah pembiayaan yang sangat besar di Indonesia,” terang Boan.