Dark
Light

Gaet Stone & Chalk Australia, UnionSpace Resmikan FintechSpace

1 min read
February 23, 2018
Peresmian kerja sama UnionSpace dengan Stone & Chalk / UnionSpace
Peresmian kerja sama UnionSpace dengan Stone & Chalk / UnionSpace

Operator co-working space UnionSpace meresmikan kehadiran co-working khusus industri fintech, FintechSpace. Dalam kehadirannya, UnionSpace mengundang Stone & Chalk sebagai pakar co-working space khusus fintech asal Australia.

CEO UnionSpace Albert Goh mengatakan kerja sama antara dua penyedia co-working space besar ini bertujuan untuk memberikan wadah bagi para pelaku fintech di Indonesia dan Australia. Hal ini termasuk meningkatkan kualitas bisnis serta memperluas jangkauan perusahaan ke penjuru Asia Tenggara dan juga Australia.

“UnionSpace merasa perlu memperkuat fondasi fintech dalam negeri. Oleh karena itu kami menggandeng Stone & Chalk Australia untuk mendukung pertumbuhan dan kualitas bisnis fintech,” terang Albert, Jumat (23/2).

Bentuk dukungan yang akan diberikan untuk para penggunanya, sambung Albert, adalah pemberian akses untuk menggunakan co-working space di lokasi UnionSpace dan Stone & Chalk. Selain itu, pengguna juga akan mendapat kesempatan pitching di hadapan para pemain modal ventura atau pemodal lainnya yang sudah tergabung dalam jaringan keduanya.

Untuk para anggota Asosiasi Fintech Indonesia diberikan sejumlah hak istimewa apabila ingin bergabung dalam co-working space tersebut, misalnya potongan harga.

“Hal ini dimaksudkan agar semua anggota dapat membangun network di negara yang dikunjungi, serta mempelajari berbagai hal mengenai kewirausahaan dan fintech demi perkembangan bisnis yang dimiliki.”

Peluncuran ini juga turut dihadiri Menteri Perdagangan Australia The Hon. Niall Mark Blair MLC, Ketua BPP Hipmi Bidang Organisasi Dr Anggawira ST MM, Founding Partner Kejora Venture Andy Zain, dan Direktur Eksekutif Asosiasi Fintech Indonesia M Ajisatria Suleiman.

Andy Zain menuturkan Indonesia butuh jaringan yang terkoneksi dengan para ahli dari berbagai negara. Pasalnya, Indonesia adalah pasar terbesar namun sayangnya belum didukung oleh kualitas talenta yang memadai.

“Ini jadi hub [FintechSpace] untuk belajar tentang fintech. Jadi ketika ada pemain startup dari luar negeri yang ingin ke Indonesia, mereka bisa belajar di sini. Begitupun orang Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri, mereka bisa bertanya dengan orang-orang di sini.”

CEO Stone Chalk Alex Scandurra menambahkan kerja sama ini tentunya adalah solusi win win baik bagi pemain fintech di Indonesia maupun Australia. Pasalnya kedua negara bisa saling mengedukasi satu sama lain mengenai pasar dan regulasi yang berlaku. Dengan pemahaman yang dikuasai, tentunya akan memudahkan para pemain saat ingin ekspansi.

Sejatinya, FintechSpace bakal berlokasi di seluruh jaringan co-working space UnionSpace, namun terpusat di Satrio Tower (Jakarta). Saat ini, UnionSpace memiliki lima lokasi di Indonesia, yaitu PIK Tower, Metropolitan Tower, dan Telkom Landmark Tower, dan Wisma Barito Pacific.

UnionSpace dalam waktu dekat akan hadir ke luar Jakarta, seperti Bandung, Surabaya, dan Bali. Untuk skala regional, UnionSpace sudah ada di tiga lokasi di Filipina dan satu lokasi di Malaysia. Ke depannya mereka berencana berekspansi ke Thailand dan Vietnam.

Country Blockchain Leader IBM Indonesia Juliandri Jenie / DailySocial
Previous Story

Menelusuri Lebih Dalam Blockchain untuk Bisnis

Uber tegaskan untuk kuatkan bisnis di Asia Tenggara / Uber
Next Story

Uber Tegaskan Terus Agresif Menjangkau Pasar Asia Tenggara

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah