Untuk turus menuai sukses, bisnis harus terus berinovasi. Hal tersebut juga dilakukan oleh startup on-demand lokal tersukses GO-JEK. Salah satu yang kini tengah dikembangkan dan dioptimalkan ialah divisi Business Intelligence untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan data di lingkup internal GO-JEK. Seperti diketahui bersama, bahwa data menjadi sangat penting untuk sebuah keputusan bisnis dalam bisnis digital saat ini. Hasil pengelolaan data mampu memberikan proyeksi tepat berdasarkan data historis yang dimiliki.
Dalam diskusi mingguan yang diadakah oleh DailySocial #SelasaStartup, dihadirkan Kevin Aluwi selaku Co-Founder & Head of Business Intelligence GO-JEK sebagai narasumber. Spesial untuk membahas bagaimana GO-JEK memanfaatkan data untuk mengoptimalkan sistem bisnis. Salah satu yang diimplementasikan ialah menerapkan konsep big data, hal ini dilakukan lantaran GO-JEK selalu mendapatkan data dengan velocity yang sangat besar, dan harus mampu dibaca secara cepat dan cermat.
Mengawali implementasi data untuk pelaporan
Sama layaknya improvisasi teknologi pada umumnya, implementasi data di GO-JEK dilakukan secara berangsur. Kala itu data pertumbuhan dan transaksi sangat dibutuhkan untuk bukti pelaporan terhadap investor –terutama di awal fundraising GO-JEK. Selain datanya banyak dan besar, variasinya juga cukup beragam, mulai dari data pengemudi, rekam jejak, jenis makanan yang dibeli dan lain sebagainya.
Kala itu GO-JEK memfokuskan divisi data khusus untuk membuat laporan tersebut. Karena investor membutuhkan laporan mingguan dan bulanan mengenai kinerja dari layanan GO-JEK. Hingga akhirnya Kevin merasa bahwa seharusnya optimasi data ini dapat dimanfaatkan secara lebih mendalam untuk meningkatkan performa bisnis.
Pada akhirnya Business Intelligence mulai menjadi divisi khusus yang fokus pada pengolahan data secara lebih terstruktur. Kini sudah ada tim yang didedikasikan khusus sebagai data science dan data engineer untuk tidak hanya sekedar melaporkan data yang masuk, tapi lebih dari itu. Termasuk untuk memproyeksikan berbagai hal dengan data yang dimiliki.
Keputusan tepat di tengah persaingan yang kuat
Kevin menceritakan, pada pertengahan tahun 2015 ia melihat kebutuhan untuk adanya analisis data produktif dari keseluruhan operasi layanan. Hal tersebut dibutuhkan untuk melihat tren penggunaan layanan, hingga melihat kecenderungan konsumen secara lebih personal terhadap layanan yang digemari.
Namun pada saat itu misi tim engineer masih difokuskan untuk memastikan bahwa aplikasi GO-JEK tidak mengalami crash, demi menjamin operasi bisnisnya lancar. Hal ini dirasa krusial, karena harus berhadapan dengan pesaing yang kuat. Sehingga keandalan benar-benar menjadi fokus setiap anggota tim.
Saat layanan GO-JEK sudah sangat stabil, kini tim engineer mulai menjalankan peran khusus di masing-masing area. Salah satunya tim yang dipimpin Kevin, yakni untuk menjalankan sebuah kegiatan intelijen bisnis untuk memaksimalkan potensi perolehan konsumen dari layanan yang dimiliki GO-JEK. Proses tersebut dimulai dengan mengolah data, memvisualisasikan data, hingga membaca data tersebut menjadi sebuah insight berharga.
Salah satu manfaat dari penerapan business intelligence kini GO-JEK dapat membuat sebaran mitra pengemudi menjadi lebih merata. Hal ini untuk memastikan konsumen dapat dengan cepat mendapatkan pengemudi. Kasus lama, biasanya pengemudi menggerombol di area tertentu saja, akibatnya di area lain sering tidak ada pengemudi terdekat.
Dengan data ini, GO-JEK dapat menyesuaikan policy misalnya di jam-jam rame pada area tertentu, untuk menggiring pengemudi di sana, bisa memberikan bonus khusus untuk mitra yang mengambil pesanan dari area tersebut. Dan masih banyak skenario lain yang bisa dioptimalkan dengan hasil pengelolaan data bisnis.
Siap menerapkan data science di departemen SDM
Selain untuk operasional, data sicence juga mulai diterapkan ke area yang lebih luas, salah satunya pada divisi sumber daya manusia (SDM). Data-data didapat dari statistik performa tim dan hasil evaluasi yang dilakukan. Semua kinerja tim dapat disimpulkan hasilnya dengan sebuah sistem cerdas atas apa yang telah ia kerjakan di dalam lini bisnis, sehingga lebih terukur dan lebih memahami aspek-aspek yang perlu diperkuat.