Tahun lalu Microsoft meramaikan persaingan piranti lunak keyboard dengan meluncurkan Word Flow ke platform iOS. Dalam hal fungsi, Word Flow menawarkan kegunaan yang sama namun dengan fitur dan teknologi yang berbeda dibandingkan aplikasi sejenis lainnya. Tak lama setelah itu, Microsoft secara mengejutkan membeli pengembang di balik SwiftKey yang juga merupakan aplikasi keyboard populer di Android.
Sadar betul kedua aplikasi berpotensi saling “membunuh”, Microsoft membuat lompatan pintar dengan menarik Word Flow dari lapak dan situs resminya. Pengguna yang menuju ke sana bakal mendapati pemberitahuan bahwa uji coba telah usai dan mereka disarankan untuk mengunduh aplikasi lainnya, apalagi kalau bukan SwiftKey, anak emas sesungguhnya.
Pasca diakuisisi oleh Microsoft, SwiftKey berkembang pesat berkat dukungan infrastruktur dan tim yang solid. Secara berkala mereka terus melahirkan fitur-fitur baru dan perbaikan performa. Salah satu yang disorot adalah pengembangan integrasi antara Word Flow dan mesin prediksi kepunyaan SwiftKey. Fakta lainnya, bahwa Word Flow adalah aplikasi asli Windows Phone, jadi cukup masuk akal mengapa Microsoft memilih untuk menghentikannya mengingat sistem operasi tersebut tidak lagi secara aktif dikembangkan oleh raksasa Redmond.
https://www.youtube.com/watch?v=RlcE1334_ew
Word Flow sendiri sejatinya bukan aplikasi pertama garapan Garage yang menemui “ajal” lebih cepat. Sebelum ini ada aplikasi bernama Cache yang juga dilahirkan oleh Microsoft Garage yang tumbang lebih dulu. Kendati pihak Microsoft tak menampik adanya kemungkinan menghidupkan kembali Cache di masa mendatang.
Sumber berita Fortune.