Dark
Light

Perlunya Mengubah Sudut Pandang Saat Negosiasi Gaji Sebelum Bekerja di Startup

1 min read
September 14, 2016

Salah satu dampak positif dari banyaknya startup yang bermunculan adalah semakin banyak dan beragam lowongan pekerjaan. Sama halnya dengan korporasi yang terus mencari karyawan terbaik untuk bisa mempertahankan dan melanjutkan inovasi, para startup juga membutuhkan karyawan yang siap berjuang untuk memajukan startup. Hingga pada akhirnya membawa ke titik startup dikatakan mapan dan menjadi pemain unggulan di sektornya.

Keduanya pun tak luput memantau dan menggoda para lulusan teranyar dari universitas atau bahkan orang-orang profesional untuk bergabung dengan mereka. Salah satu pertimbangan bagi para calon pegawai untuk masuk ke startup atau korporasi adalah gaji. Ada sudut pandang yang berbeda jika membahas mengenai negosiasi gaji di startup.

Sebagai sebuah perusahaan yang baru dirintis, startup tentu memiliki alasan tersendiri jika memutuskan untuk merekrut Anda. Dengan keuangan yang masih serba terbatas alasan terkuat mereka membutuhkan Anda adalah talenta Anda sangat diperlukan untuk mengantarkan startup ke tingkat yang lebih lanjut. Jika Anda merasa memiliki posisi tawar yang lebih tinggi tidak ada salahnya untuk menanyakan mengenai opsi lain dalam proses negosiasi gaji. Salah satunya adalah mengenai ekuitas.

Startup di tahap awal memang wajib untuk menekan segala bentuk pengeluaran demi menghemat modal. Menawarkan ekuitas kepada karyawan mungkin menjadi opsi terbaik. Startup bisa tetap menghemat modal dan karyawan akan memiliki motivasi yang sama dengan founder atau keseluruhan anggota tim untuk memajukan startup karena merasa memiliki. Berbeda dengan korporasi yang sudah mapan dan mungkin akan menjadi sesuatu yang tidak wajar jika mengajukan pilihan ekuitas untuk korporasi.

Selain ekuitas menanyakan keuntungan-keuntungan lain juga boleh dicoba. Seperti jadwal liburan, kemungkinan kerja remote di beberapa hari dalam seminggu, dan beberapa hal lain yang membuat Anda sebagai calon karyawan bisa dengan nyaman dan tetap produktif dalam bekerja. Sekali lagi sesuatu yang mungkin tidak bisa didapatkan di korporasi.

Setiap pekerjaan memang memiliki tantangannya masing-masing. Jika memutuskan untuk membangun perusahaan dengan bergabung dengan startup tentu harus paham betul tanggung jawab yang diambil. Jadi usahakan semua berkaitan dengan kontrak menjadi jelas di awal sebelum menjadi masalah di kemudian hari.

Previous Story

Peluncuran Crop Enhancement di Indonesia dan Tantangan Klasik Startup Agritech

Next Story

IDEAFEST 2016 Angkat Tema Berpikir Perubahan “SHIFT(THINK)”

Latest from Blog

nubia V60 Design Hadir di Indonesia

ZTE Mobile Devices Indonesia secara resmi memperkenalkan smartphone terbarunya, nubia V60 Design di Indonesia. Smartphone ini dirancang dengan menghadirkan estetika dan teknologi,

Don't Miss

Playground Web3 platform

Playground Hadirkan Platform untuk Menemukan Proyek dan Game Web3 Terpercaya

Meski kerap menjadi topik pembicaraan dalam setahun terakhir, tren Web3
Indonesia-Miliki-12-Gelar-Unicorn-di-Tahun-2021-Anggota-Baru-Muncul-di-Penghujung-Tahun

Indonesia Miliki 12 Gelar Startup Unicorn di Tahun 2021, Anggota Baru Muncul di Penghujung Tahun

Penghujung tahun 2021 memberikan kejutan kepada para pelaku dan startup