Dark
Light

Jenis-Jenis Permodalan (Bagian 2)

2 mins read
January 18, 2016

Di artikel sebelumnya, kami sudah membahas tentang jenis-jenis permodalan dalam praktiknya secara umum. Dengan perkembangan industri kreatif di Indonesia, di mana penyebaran informasi juga sudah semakin luas, para pelaku bisnis akan jauh lebih mudah mendapatkan informasi saat ini dibanding dua puluh tahun ke belakang. Terkait dengan hal tersebut, para pelaku bisnis terkadang memerlukan informasi yang lebih spesifik, yang dapat dikaitkan langsung dengan kegiatan bisnis mereka.

Sebelum memutuskan jenis permodalan mana yang akan digunakan di dalam kegiatan bisnis, ada baiknya Anda menganalisa terlebih dahulu di tingkatan mana bisnis Anda berada sekarang. Menurut Profesor Stefano Caselli dari Universitas Bocconi, secara garis besar, bisnis dibagi menjadi enam tingkatan:

1. Development Stage

Siklus kehidupan di dalam bisnis dimulai dari tahap pengembangan. Tahap pengembangan merupakan tingkatan di mana para founders mulai menciptakan dan mencoba mengembangan ide bisnis mereka. Para founders juga mulai mencari dan mengumpulkan para co-founders yang dapat bekerjasama dalam pengembangan bisnis.

2. Startup Stage

Tingkatan di mana kegiatan bisnis baru benar-benar dimulai. Di titik ini, para pelaku bisnis biasanya mulai memikirkan strategi bagaimana bisnis mereka bisa dikenal oleh publik, sampai akhirnya mendapatkan customer awal meraka.

3. Early Growth Stage

Tingkatan di mana bisnis mulai tumbuh. Operasional bisnis sudah mulai berjalan. SDM sangat berpengaruh besar di dalam tingkatan ini, bahkan bisa dibilang memiliki peran yang sangat krusial untuk memajukan suatu bisnis.

4. Expansion Stage

Tingkatan di mana bisnis mulai melakukan ekspansi. Laju ekspansi biasa dijadikan indikator kemajuan suatu bisnis. Contohnya seperti pembukaan cabang, penambahan layanan, dan sebagainya.

5. Mature Age Stage

Pada tingkatan ini, perkembangan bisnis sudah mulai stabil. Bisnis sudah memiliki arus kas yang positif. Di tingkatan ini, bisnis selangkah lebih dekat menuju tahap initial public offering (IPO).

6. Crisis or Decline Stage

Tingkatan yang paling mengerikan di dalam bisnis. Bisnis mulai memasuki masa krisis dan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Suatu bisnis yang sudah berhasil melewati masa krisis, cenderung akan bertahan lama dibanding yang tidak pernah mengalami krisis.

Melihat kepada enam tingkatan di atas, sebenarnya setiap tingkatan memiliki karakteristiknya sendiri, yang mempengaruhi jenis-jenis permodalan yang dapat ditariknya.

Pada Development Stage dan Startup Stage, sumber permodalan biasanya didapatkan dari founder, co-founder, keluarga, angel investor, dan private equity. Ketika bisnis sudah memasuki Early Growth Stage, bisnis bisa mulai mencari sumber permodalan dari private equity dan perbankan.

Bisnis yang sudah memasuki Expansion Stage dan Mature Age Stage, dengan kondisi bisnis yang sudah jauh lebih stabil, sumber permodalan bisa didapatkan dari private equity, perbankan, bahkan melalui initial public offering (IPO).

Bisnis yang sedang mengalami masa krisis, atau Crisis or Decline Stage, pilihan akan kembali ke para pelaku bisnis, apakah mereka memutuskan untuk mempertahankan atau menjual bisnisnya. Dalam beberapa contoh kasus, para founder dan co-founder ada yang menyuntikkan modal kembali untuk mempertahankan kelangsungan bisnis. Bahkan, beberapa private equity cukup tertarik membeli saham suatu bisnis yang sedang mengalami masa krisis, dan memutuskan untuk melakukan restrukturisasi terhadap bisnis tersebut.

Setiap jenis permodalan yang tersedia memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pada akhirnya, para pelaku bisnis selalu memiliki pilihan dari mana sumber permodalan mau didapatkan, tapi alangkah lebih baik untuk menganalisa terlebih dahulu di tingkatan mana bisnis Anda berada sekarang.

logo_klikkonsulKlikonsul adalah konsultan hukum dan bisnis di bidang ekonomi kreatif, termasuk teknologi informasi. Kami dapat menyusun kontrak, mengurus izin, mendirikan perusahaan, hingga membantu perencanaan bisnis. Informasi lebih lanjut dapat dibaca di http://klikonsul.com.

Mitos-mitos tentang teknologi big data /Shutterstock
Previous Story

Lima Mitos Teknologi Big Data

Next Story

Infinix Resmikan Infinix House di Indonesia, Showroom Sekaligus Service Center

Latest from Blog

Don't Miss

Web3 penulis

Kepenulisan dan Penulis dalam Blockchain

Nawala dan portal informasi tertulis kian menjadi sarana distribusi informasi

Mencermati Tempat NFT Di Industri Musik

Tak lama setelah lulus kuliah, saya sudah bekerja di industri