Dark
Light

Masa Depan Perbankan Digital di Indonesia

1 min read
December 18, 2015

Inovasi dalam dunia teknologi yang terus tumbuh dengan pesat terbukti telah banyak membawa perubahan di masyarakat. Keuangan adalah salah satu sektor yang merasakan dampak inovasi tersebut dan kini istilah fintech (financial technology) pelan-pelan mulai terdengar lebih luas.  Lalu bagaimana nasib lembaga keuangan yang lebih dahulu hadir seperti bank di tengah-tengah terpaan inovasi ini?

Berbarengan dengan peluncuran Pinjam Indonesia beberapa hari silam, digelar juga sebuah forum yang diinisiasi Pinjam dengan Veryfund bernama Indonesia Fintech Forum. Topik yang dibawakan adalah “The Future of Digital Banking in Indonesia”. Ini menarik, mengingat fintech mulai merangkak ke atas secara perlahan di Indonesia saat ini.

Lanskap perbankan Indonesia saat ini

Indonesia Fintech Forum

Inovasi. Itu adalah elemen terpenting yang dibutuhkan oleh dunia perbankan saat ini di Indonesia, bahkan dunia. Akui saja, produk-produk keuangan yang lahir dari perut perbankan saat ini tidak lah begitu “menarik”.  Ini tak lepas dari kondisi perbankan itu sendiri yang berada dalam posisi sebagai sebuah korporasi.

“Saya percaya sebelum berbicara tentang inovasi Anda harus tahu lansekap dari tempat Anda akan mamainkan inovasi tersebut. [..] Bagaimana kondisi pasarnya saat ini dan bagaimana kondisi pasarnya di masa yang akan datang,” tekan Chief Strategy Offices Maybank Indonesia Charles Budiman di @america.

Secara garis besar, menurut Charles, lansekap perbankan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga hal utama. Dari posisi Indonesia di Asia Tenggara, tantangannya dalam bentuk emerging environment, dan juga bagaimana bank di Indonesia dapat bertumbuh di masa depan, terutama dalam menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Indonesia Fintech Forum

Charles mengatakan, “Saat ini kondisi Net Interset Margin [NIM] bank-bank Indonesia tergolong tinggi bila dibandingkan dengan bank lain di kawasan Asia Tenggara. [..] Tapi tanpa perubahan dari sisi produktivitas, bank di Indonesia akan kehilangan [sisi] kompetitifnya dengan nilai NIM yang semakin berkurang namun [nilai] Cost to Income Ratio meningkat. [..] Ini akan jadi kabar buruk bagi kami [pelaku industri perbankan Indonesia].”

Berkolaborasi bersama dengan inovasi dunia digital di bidang keuangan

Indonesia Fintech Forum

Indonesia sebagai negara berkembang memang memiliki banyak tantangan untuk dipecahkan dalam berbagai sektor, termasuk dalam industri keuangan. Indonesia saat ini juga masih tercatat sebagai negara dengan tingkat literasi keuangan yang cukup rendah, baru 32 persen.

Tahun ini memang bukan menjadi tahun fintech mendapat sorotan seperti industri e-commerce yang sudah mulai matang atau aplikasi karya anak bangsa. Pun demikian, sebenarnya sudah ada beberapa startup digital mulai muncul ke permukaan dalam ekosistem digital Indonesia. Bahkan kemunculan berbagai startup fintech ini bisa membuat perbankan takut kehilangan market share mereka.

Pun demikan, perubahan tak pernah bisa dilakukan sendirian. Perlu peran berbagai pihak pemegang kepentingan untuk berkolaborasi bersama dalam menumbuhkan ekosistemnya. Apalagi di industri keuangan yang sudah mapan dengan segala regulasi yang tak bisa sembarangan digoyahkan.

Deputi Direktur Program Elektronifikasi dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Ricky Satria mengatakan, “Kita butuh ‘Fintegration’. Fintech berkolaborasi bersama dengan bank untuk melewati segala tantangan dalam bisnis ini [keuangan dan perbankan].”

“Anda mungkin bisa datang sendirian [bermain di industri sebagai startup fintech]. Tapi, Anda juga butuh [pengetahuan] manajemen yang maedalam, perlindungan konsumen, dan bagaimana menjalankan manajemen [keuangan] untuk menumbuhkan bisnis,” ujar Ricky.

Previous Story

Akuisisi Migme terhadap Hipwee dan Shopdeca adalah Manuver Tepat Sasaran

Manajemen Persija persembahkan "rumah digital" bagi para pecinta Persija / Shutterstock
Next Story

Persija Jakarta Luncurkan Aplikasi Mobile Berbasis Android

Latest from Blog

Don't Miss

Lebih Parah dari Kasus Doni Salmanan, Inilah 7 Kasus Penipuan Terbesar di Industri Teknologi

Startup selalu berusaha mencari cara untuk mendisrupsi status quo menggunakan
Startup fintech payment gateway Xendit merambah sektor perbankan dengan mendirikan PT Bank Perkreditan Rakyat Xen (BPR Xen) yang berlokasi di Depok

Xendit Rambah Perbankan, Dirikan Bank Perkreditan Rakyat Xen

Ekspansi bisnis startup unicorn di sektor fintech, Xendit, kini sudah