Semenjak pengumuman Valve di bulan September 2013, tak ada software maupun hardware buatan mereka yang berevolusi secepat Steam Controller. Bagi Valve, ia tak sekedar seonggok periferal input, tapi juga berperan sebagai identitas dari proyek Steam Machines. Sesudah bocoran ilustrasi mock-up, akhirnya diperlihatkanlah wujud final Steam Controller.
Steam Controller telah mengalami beberapa kali perancangan ulang. Awalnya Valve menitikberatkan metode navigasi layar sentuh dan touchpad. Lalu di iterasi selanjutnya, touchscreen menghilang dan muncullah tombol-tombol fisik a la gamepad home console tradisional. Tapi Valve masih belum puas. Mereka rombak lagi desainnya, sekaligus mengundur waktu peluncuran Steam Machines.
Meneruskan berita mengenai Steam Machines, Source 2, dan Steam Link, Valve memamerkan penampakan versi retail dari Steam Controller. Bentuknya memang tak berbeda dari ilustrasi mock-up hasil publikasi Steam Database. Menariknya, Valve mengungkap Steam Controller melalui cara yang tak terlalu formal: sebuah gambar di booth Valve, bertuliskan, “Mainkan semua game Steam sambil duduk nyaman di sofa Anda. Nikmati sistem input dual trackpad berpresisi tinggi dikombinasi performa koneksi wireless rendah latency.”
Tampaknya hanya beberapa media saja yang baru menjajalnya. Techradar meng-update laporan impresi awal mereka, menyebutkan bahwa Steam Controller memang akurat, mudah dikustomisasi, dan menjadi skema kontrol terbaik untuk Steam. Namun Engadget berpendapat lain. Mereka merasa tak ada perubahan besar, Steam Controller masih canggung ketika dipakai.
Info menarik: Valve Serbu GDC 2015 Dengan Steam Link, SteamVR dan Source 2
Steam Controller versi terkini menyajikan sepasang touchpad yang dapat diklik, thumb-stick di jangkauan jempol kiri, action button (XYAB) di kanan, tombol berlogo Steam, dan dua tombol dengan anak panah di sampingnya. Terdapat lengkungan di bagian punggung sebagai tempat istirahat jari tengah dan jari manis, lalu di area depan ada empat shoulder button.
Di unit demo Game Developers Conference 2015, panel di belakang bisa dibuka, memperlihatkan dua buah baterai AA bersembunyi di wilayah genggaman. Walaupun tersambung secara wireless, tentu saja ada port microUSB di sana. Mungkin Steam Controller cocok untuk menangani game-game ber-genre action atau platformer (dan shooter dengan sedikit adaptasi). Namun saya penasaran, apa rasanya bermain Dota 2 menggunakan Steam Controller?
Valve berencana melepas Steam Controller ke publik bulan November 2015 berbarengan dengan Steam Link, kemudian disusul Steam Machines. Ia dibanderol seharga US$ 50.
Sumber: Engadget.