ZTE mengumumkan konsep bahwa beberapa fitur teknologi 5G bisa diterapkan dalam terminal 4G tanpa harus mengubah standar air interface yang digunakan, dalam kondisi tertentu. Dengan konsep yang diumumkan oleh ZTE di ajang LTE World Summit 2014 di Prancis ini, pengguna bisa mendapat pengalaman yang serupa dengan 5G melalui terminal 4G.
“Teknologi next-generation 5G baru akan diterapkan di tahun 2020, sehingga timbul kekhawatiran di kalangan industri ini tentang teknologi apa yang akan digunakan dalam kurun waktu enam tahun mendatang,” kata Dr Xiang Jiying, CTO wireless products ZTE. “Untuk mengatasi masalah ini, ZTE mengusulkan agar operator menerapkan beberapa teknologi 5G di infrastruktur dan teknologi 4G yang sudah ada sehingga dapat memenuhi kebutuhan para penggunanya.”
Sebagai contoh, dengan Massive MIMO, kode-kode referensi seperti halnya CSI-RS (channel state information reference signal) perlu dimodifikasi supaya dapat mendukung ratusan port antena. Selain itu, terminal atau perangkat yang digunakan juga perlu dimodifikasi supaya dapat menangani feedback ratusan PMI (Pre-coding Matrix Indicator). Tapi, dalam mode TDD (time division duplex), kanal uplink dan downlink yang berjalan simetris bisa dimanfaatkan untuk mengukur perkiraan jumlah kanal. Meskipun tanpa adanya kanal feedback, akurasi dari perkiraan kanal ini mampu melampaui keakuratan hasil feedback.
Contoh lainnya adalah pengurangan interferensi/gangguan antar situs dalam jaringan UDN (user densification network). Gangguan ini dapat secara efektif diminimalisir menggunakan arsitektur 4G Cloud Radio yang canggih dari ZTE, seperti contohnya dynamic local mesh networks dan teknologi on/off R12.
ZTE telah banyak berinvestasi dalam pengembangan chipset 4G untuk vector processing. Chipset dari ZTE ini memiliki arsitektur perangkat lunak yang dapat diperluas serta ditingkatkan (extensible software architecture) dan mampu memenuhi persyaratan pra-5G hanya dengan melakukan modifikasi terhadap instruksi-instruksi perangkat lunak, tanpa perlu mengubah perangkat kerasnya.
Sebagai perusahaan publik global penyedia perangkat telekomunikasi dan solusi-solusi jaringan ZTE juga menyediakan berbagai produk dan layanan inovatif yang telah disesuaikan untuk lebih dari 500 operator di lebih dari 160 negara di dunia, termasuk di Indonesia. ZTE tidak hanya membantu meningkatkan keuntungan operator, namun juga membantu mereka dalam menghadapi tantangan akan kebutuhan pelanggannya yang selalu berubah dan meningkat. ZTE menaruh perhatian khusus dalam hal penelitian dan pengembangan, dengan menganggarkan 10 persen dari pendapatan tahunan untuk membiayai aktifitas ini. Di industri telekomunikasi dunia, ZTE memiliki peran penting dalam beberapa organisasi internasional yang memiliki dedikasi untuk mengembangkan standar industri telekomunikasi.
[Gambar: Shutterstock]
—
Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DSenterprise dan ditulis oleh Randi Eka Yonida.