Dark
Light

YouTube Hadirkan Teknologi untuk Membuat Ribuan Video Iklan Berbeda

1 min read
September 28, 2017

Dalam gelaran Advertising Week di New York City awal pekan ini, YouTube meluncurkan sejumlah fitur baru untuk membantu pemasar menghantarkan iklan yang sangat cocok dengan kriteria yang diinginkan.

Yang pertama, YouTube menambahkan opsi targeting baru untuk tool Custom Affinity yang diluncurkan pada bulan Januari lalu. Tool ini sejatinya memungkinkan pemasar untuk menargetkan pencarian tentang apa yang benar-benar orang butuhkan dan inginkan. Yang membedakan, pembaruan ini memungkinkan pemasar untuk menjangkau orang-orang yang mungkin memiliki ketertarikan dengan produk yang menyerupai milik pemasar, kendati audiens mungkin mencari atau menonton video produk lain di YouTube. Tool ini bekerja di lintas platform dan data, mencakup basis data Google Maps, data pencarian, aplikasi yang dipasang dan konten yang diunduh.

Berikutnya, YouTube menghadirkan pula tool baru bernama Director Mix. Ini adalah tool yang akan membantu pemasar atau perusahaan dalam menghantarkan ribuan versi dari iklan yang sama, di mana masing-masing iklan ditargetkan untuk audiens yang spesifik. Cara kerjanya, pengiklan cukup memberikan komponen iklan seperti video, voice-over dan salinan latar belakang. Selanjutnya Director Mix akan mengambil elemen-elemen yang berbeda untuk dicampurkan dengan metode yang berbeda secara otomatis, menghasilkan ribuan versi dari iklan bersangkutan.

Yang ketiga, ada fitur Video Ad Sequencing yang memungkinkan pemasar mengaitkan dan membuat rangkaian iklan untuk mengomunikasikan pesan-pesan pemasaran. Pengiklan dapat membuat satu set video berdurasi 15 detik, misalnya untuk memperkenalkan sebuah produk baru. Kemudian mereka bisa melanjutkan iklan pertama tersebut dengan iklan lainnya yang menjabarkan detail produk lebih dalam dari sebelumnya, lalu dilanjutkan dengan iklan ketiga yang bertujuan menanamkan brand di ingatan konsumen sampai pada goal yang hendak dicapai, yaitu mendorong keputusan pembelian.

Di tempat yang sama Google juga mengumumkan pendekatan baru untuk membantu pelaku bisnis menentukan efektivitas kampanye iklan mereka di YouTube. Periklanan di YouTube kini menggunakan teknologi Nielsen yang disebut dengan Matched Panel Analysis, tool yang membantu mengidentifikasi iklan mana yang paling banyak mendatangkan penjualan offline.

Sumber berita MarketingLand dan gambar header Pixabay.

Previous Story

Menjajal Aero 15X, Ultrabook Berperforma Tinggi Dengan Desain Max-Q Persembahan Gigabyte

Next Story

Pesan Presiden Jokowi untuk Pemain Startup Lokal

Latest from Blog

Don't Miss

Gemini Live Bahasa Indonesia

AI Google “Gemini Live” Kini Dapat Berbicara Bahasa Indonesia

Seiring semakin populernya penggunaan AI di berbagai perangkat, Google juga

Pixel 9 Pro XL: ‘Kembaran’ iPhone yang Hampir Sempurna

Tulisan berikut ini adalah tulisan tamu oleh Aryo Meidianto –