Dark
Light

YouTube Awalnya Dirancang Sebagai Situs Pencari Jodoh

1 min read
March 16, 2016

YouTube yang kita kenal sekarang sangatlah berbeda pada awal kiprahnya di tahun 2005. Bukan soal popularitasnya, tapi fungsinya yang berbeda. Percaya atau tidak, ketiga pendirinya awalnya merancang YouTube sebagai layanan pencari jodoh ala Tinder, namun dengan basis video.

Fakta mengejutkan ini disampaikan langsung oleh salah satu co-founder YouTube, Steve Chen, di hadapan pengunjung acara South by Southwest (SXSW) yang tengah dihelat di kota Austin, Texas. Beliau menjelaskan bahwa pada awalnya YouTube dirancang sebagai wadah bagi para jomblo untuk mengunggah video perkenalan dirinya dan menyampaikan model pasangan seperti apa yang mereka cari.

Beliau tidak mengada-ada. Bahkan jika kita melihat laman Wikipedia YouTube, di situ tertera tanggal berdiri 14 Februari 2005, dimana pada hari Valentine itu domain youtube.com pertama kali didaftarkan. Pernyataan Steve Chen ini sekaligus mengobati rasa penasaran saya pribadi terkait apa maksud dari kata “You” di dalam YouTube serta slogan lama “Broadcast yourself.”

Pada awalnya, ketiga pendiri YouTube sudah bisa menilai ada potensi besar yang bisa ditawarkan oleh sebuah layanan berbagi video. Namun pada saat itu mereka masih bingung harus berfokus ke arah mana, dan yang terpikirkan adalah konsep pencarian jodoh.

Lalu bagaimana ceritanya YouTube bisa menjadi seperti sekarang? Menurut pengakuan Steve, setelah lima hari beroperasi, tidak ada satu pun video yang diunggah ke YouTube. Di titik itulah ketiga pendirinya berembuk dan memutuskan untuk melupakan konsep pencarian jodoh yang sudah direncanakan dari awal. “OK, lupakan aspek kencannya. Mari membukanya untuk video apa saja,” ujar Chen menirukan hasil rundingan mereka pada saat itu.

Keputusan tersebut pada akhirnya membuahkan hasil yang tak terduga. Seperti yang kita tahu, Google mengakuisisi YouTube pada tahun 2006 senilai $1,6 miliar. Dan kini YouTube pun menjadi situs berbagi video terbesar sejagat dengan jumlah pengunjung mencapai satu miliar per bulannya.

Terkait nasib pendirinya sekarang, Steve Chen sendiri tengah mempromosikan layanan berbagi video baru bernama Nom. Nom bisa diibaratkan sebagai Periscope khusus pencinta kuliner. Yup, layanan ini memungkinkan pengguna untuk berbagi video secara live dengan fokus pada makanan, memamerkan aksinya masing-masing maupun orang lain dalam menciptakan santapan yang lezat.

Sumber: Fox News dan CNET. Gambar header: YouTube via Pexels.

Previous Story

Here Maps Bakal Dihapus Lagi dari Windows Store, Kali Ini untuk Selamanya

Next Story

Beberapa Agenda Menarik di Ajang Echelon Indonesia 2016 Hari Pertama

Latest from Blog

Don't Miss

Nonton-YouTube-Tanpa-Terhalang-Bahasa,-Fitur-Auto-dubbing-Tersedia-Dalam-Bahasa-Indonesia

Nonton YouTube Tanpa Terhalang Bahasa, Fitur Auto-dubbing Tersedia Dalam Bahasa Indonesia

Bagi penggemar video panjang di YouTube, tentunya sudah mengetahui fitur
Fitur baru Shorts

Kejar TikTok, YouTube Tambahkan Fitur-Fitur Baru Ini di Shorts

YouTube membuat pengumuman melalui release note terbaru mereka, yang berisi