Kebutuhan ruang kerja yang sangat tinggi di wilayah padat penduduk seperti ibukota DKI Jakarta menjadi permasalahan yang ingin diatasi aplikasi mobile Xwork. Startup ini menyediakan akses instan ke ruang kerja dengan mudah melalui aplikasi mobile sesuai kebutuhan pengguna. Membidik pasar Asia Tenggara, XWork memulai langkahnya di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia dengan target 1000 ruangan dalam enam bulan ke depan.
Solusi alternatif yang mengandalkan kecepatan dan kemudahan
Hari ini (3/12) pihak Xwork resmi beta launching layanannya yang diyakini siap menjadi game changer dalam industri ini. Tim pengembang percaya bahwa solusi yang ditawarkan bisa mengeleminasi permasalahan kemacetan, ketersediaan ruangan yang sedikit, harga yang kurang cocok, dan waktu yang dibutuhkan untuk mencari ruang meeting dengan segera.
“Coffee shop sebenarnya merupakan alternatif yang umum terjadi. Tetapi apa yang ditawarkan coffee shop kurang ideal karena keterbatasan privasi, bising, dan fasilitas yang tidak memadai,” kata CEO Xwork Andre Gunawan, yang telah memiliki pengalaman puluhan tahun di industri ritel dan bisnis.
Dengan UI/UX yang dioptimalkan, pengguna diklaim hanya butuh waktu kurang dari 45 detik untuk mendapatkan ruangan meeting yang diinginkan. Pengguna bisa mencari, melihat, membandingkan, memesan, dan membayarnya dalam beberapa langkah sederhana saja. Sejauh ini metode pembayaran yang ditawarkan hanya menggunakan kartu kredit.
Sinergi lintas generasi sebagai pondasi
Dua pendiri XWORK lainnya yakni William Budihardjo dan Andrew Anderson berlatar belakang teknis dari Amerika Serikat dan Australia yang siap mengembangkan aplikasi XWORK untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia di dalam dan luar negeri.
Saat pertama saya bertemu William dalam perhelatan Echelon Indonesia 2015 pada bulan April silam, ia menuturkan semangatnya perihal konsep XWORK dan aplikasi mobile yang potensinya sangat besar di Indonesia. William mempertimbangkan prioritas platform, membangun tim, hingga menjaga momentum sebelum kedatangan kompetitor asing dari AS mengambil langkahnya di Indonesia.
William berhasil meyakinkan Andre untuk meninggalkan posisi tertinggi di sebuah perusahaan mapan untuk terjun dalam lanskap startup yang dinamis ini pada bulan Mei. Seiring berjalannya waktu, William dan Andre terlihat rutin mendatangi acara-acara meetup, workshop, konferensi, dalam tema serupa untuk mematangkan Xwork. Mensinergikan pengalaman dan jaringan Andre dan modal skill serta pemahaman industri di Indonesia dari William, Xwork akan mewujud menjadi jaringan private meeting space terbesar di Jakarta.
“Saya mengamati industri teknologi sejak bangku sekolah di Amerika Serikat, pertumbuhannya pesat sekali. Lantas saya tersadar ternyata Indonesia memiliki market yang lebih besar,” kata William.
Xwork kini berhasil mendapatkan 120 ruangan meeting yang bervariasi dalam layanannya mulai dari jaringan perhotelan, co-working space, serviced office, dan lain sebagainya. Rata-rata ruangan yang ditawarkan sekitar Rp 100.000-150.000 per jam. Targetnya ialah 1000 ruang meeting akan tersedia, tersebar di kota-kota besar Indonesia dan Asia Tenggara.
“Di tahun 2020 nanti, jika kami bisa menguasai pasar di Asia Tenggara, bisa dibilang setara dengan menguasai keseluruhan pasar di negeri Tiongkok saja,” papar William.
Perihal pendanaan, Xwork diakui oleh William masih menggunakan dana pribadi alias bootstrapping. Meski kabarnya ada beberapa investor yang tertarik, namun William masih merasa membutuhkan waktu untuk membuktikan model bisnis dan traction terlebih dahulu.
Di Indonesia sendiri, Xwork akan berkompetisi dengan SpaceHype, CariRuangan, dan Go-Office jika rumor yang menyebutkan Go-Jek akan membuat layanan serupa itu benar.
Xwork telah tersedia di platform Android, sementara versi iOS-nya dikabarkan akan meluncur pada awal tahun 2016 nanti.