Saat ini aplikasi digital banyak dikembangkan untuk berbagai hal. Salah satu contohnya adalah yang baru saja dikembangkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan, Universitas Dian Nuswantoro dan juga XL Axiata. Ketiganya berkolaborasi meluncurkan aplikasi Berbakti yang dikembangkan untuk memantau kesehatan orang tua.
Aplikasi ini bekerja memanfaatkan dua sistem berbeda, yang pertama adalah aplikasi Berbakti Anak dan aplikasi Berbakti Orang Tua. Aplikasi Berbakti Anak ini digunakan dan dipasang di perangkat keluarga yang ingin memantau kesehatan orang tua mereka. Di aplikasi ini pengguna berkewajiban untuk mendaftarkan akun, lengkap dengan data-data orang tua beserta nomor telepon yang digunakan orang tua.
Di aplikasi orang tua pengguna tinggal memasukkan nomor telepon yang telah terdaftar secara otomatis akun akan terhubung dengan aplikasi Berbakti Anak. Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur menyampaikan kondisi kesehatan seperti sakit, sehat atau kangen. Desain aplikasi Berbakti Orang Tua digarap seminimal mungkin untuk memudahkan penggunaan bagi pengguna yang lanjut usia.
“Aplikasi Berbakti Anak bisa mengecek kondisi kesehatan orang tua yang dilengkapi fitur notifikasi kesehatan, daftar rumah sakit, hingga perawatan gabungan. Kalau modul Berbakti Orang Tua memuat pelaporan kondisi, misalnya ketika sehat, kangen dan sakit,” ungkap Vice President XL Digital Services Sales & Marketing Wendhyharto Kusumaatmadja
Meski mendapat dukungan dari XL Axiata, aplikasi Berbakti ini pada dasarnya ditujukan oleh semua masyarakat. Dengan aplikasi ini diharapkan bisa merekatkan hubungan anak dan orang tua, terutama bagi mereka yang terkendali jarak dan jarang berkomunikasi, termasuk untuk memantau kesehatan orang tua dengan cara yang lebih mudah.
Dalam pengembangannya XL Axiata dibantu oleh UDINUS Semarang, terutama oleh Fakultas Teknis dan Fakultas Ilmu Budaya, karena aplikasi ini juga erat kaitannya dengan permasalahan sosial. Meski aplikasi ini diharapkan bisa meningkatkan komunikasi orang tua dengan anak tetapi aplikasi ini tidak diluncurkan untuk menggantikan komunikasi sehari-hari.
“Tapi harap diingat, aplikasi ini dibuat bukan untuk menggantikan komunikasi antara anak dan orang tua sebagaimana wajarnya. Ini sekadar melengkapi pilihan berkomunikasi antara mereka,” ujar Wendhyharto.