Memasuki tahun 2022, Xiaomi ingin bersiap untuk kembali mengambil pasar smartphone, AIoT, dan perangkat pintar di Indonesia. Pencapaian yang sudah diraih sepanjang tahun 2021 di Indonesia telah menciptakan momentum bagi Xiaomi untuk tumbuh dan mendominasi pada tahun 2022. Hal ini diungkapkan oleh pihak Xiaomi Indonesia pada acara pertemuan secara online pada tanggal 7 Januari 2022 yang lalu melalui Zoom.
“Ada empat strategi utama Xiaomi untuk Indonesia pada tahun 2022 sebagai smart choice bagi Xiaomi Fans yaitu memperkuat portofolio produk high-end, menghadirkan pengalaman ritel AIoT, memastikan pemisahan merek Xiaomi dan POCO, serta memperkuat pasar regional,” kata Country DIrector Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.
Xiaomi juga menegaskan pemisahan dengan POCO yang mengumumkan diri sebagai brand independen pada bulan Januari 2021 lalu. Xiaomi dan POCO akan beroperasi dengan strategi dan pendekatan yang berbeda meskipun masih berbagi infrastruktur seperti layanan purna jual, manufaktur, serta quality control. Nantinya, Xiaomi dan POCO akan melayani pasar yang berbeda di Indonesia, di mana Xiaomi akan menyasar pada konsumen secara umum dan POCO akan menyasar pada konsumen yang lebih niche.
Status Alvin terhadap POCO Indonesia?
Selama ini kita tahu bahwa Alvin Tse berperan sebagai Head of POCO Global yang sekaligus memegang jabatan Country Director Xiaomi Indonesia. Oleh karena POCO saat ini sudah berjalan sebagai brand independen, bagaimana statu Alvin sebagai kepala POCO Global?
Alvin mengatakan bahwa saat ini Xiaomi Indonesia sudah semakin besar, di mana pada akhir 2021 ini sudah memiliki lebih dari 200 personel. Sebagai bisnis dan perusahaan besar, Xiaomi memiliki banyak pekerjaan yang masih harus dibenahi. Dari perspektif fokus dan bandwidth, maka Alvin memilih untuk menyerahkan tugasnya kepada Andi Rengreng untuk memegang POCO Indonesia.
Dalam hal apakah Xiaomi dan POCO masih berhubungan atau tidak, mereka masih menggunakan pabrik yang sama, namun dari hal pelanggan, pengalaman, produk, brand value, dan lain sebagainya, Xiaomi dan POCO sudah menempuh jalan yang berbeda. Alvin sendiri masih akan memberikan saran kepada POCO, namun beliau sudah mempercayai Andi untuk menjalankan POCO secara penuh.
Sebagai informasi saja, Alvin sudah tidak lagi menjabat sebagai kepala POCO Global semenjak menjadi Country Director Xiaomi Indonesia.
POCO bukan pesaing Xiaomi dan Redmi
Saya juga sempat menanyakan apakah nantinya POCO dan Xiaomi serta Redmi akan bersaing satu sama lainnya. Dalam menanggapi pertanyaan ini, Andi langsung menjawab bahwa pasar yang disasar oleh Xiaomi dan POCO tentu berbeda. POCO lebih menyasar pada pasar yang segmented atau niche. POCO bukan untuk semua orang, namun semua orang menginginkan POCO.
Andi mengatakan bahwan POCO menghadirkan sebuah smartphone yang memiliki performa dan harga yang ekstrim di kelasnya. Oleh karena target audience-nya berbeda, jadi Xiaomi dan POCO bukannya bersaing namun saling mendukung satu sama lainnya. Redmi sendiri menyasar pada konsumen yang lebih umum.
Berbicara mengenai Redmi, kita juga sering melihat bahwa POCO sering melakukan rebranding dari perangkat Redmi menjadi POCO. Andi menanggapi hal ini dengan membedakannya dari segi varian dan tampilan desainnya dan tidak melulu dengan spesifikasinya. POCO selalu memberikan produknya sesuai dengan slogan mereka, “Extreme performance dengan extreme price“.