22 October 2019

by Yabes Elia

World Championship 2019 Playoffs: Korea Selatan Kembali Mendominasi Dunia Persilatan

Tiga wakil dari LCK (Liga Korea Selatan) melaju ke babak terakhir perhelatan terakbar untuk League of Legends

Ajang kompetitif paling bergengsi untuk League of Legends (LoL) tahun ini, World Championship 2019, sudah memasuki babak Playoffs. Di babak terakhir ini, semua perwakilan dari Korea Selatan berhasil melaju ke babak perempat final berkat dominasi mereka di masing-masing grupnya.

Buat yang belum terlalu familiar dengan format turnamen dari World Championship, inilah alur kompetisi turnamen yang digelar mulai tanggal 2 Oktober - 10 November 2019.

Sebelum masuk ke World Championship 2019 ada babak kualifikasi yang disebut Play-In Groups. Babak ini ditujukan sebagai kualifikasi terakhir buat tim-tim yang masuk 2 kategori:

  1. Tim terbaik dari beberapa liga (berbasis wilayah) yang masih terhitung baru ataupun belum dapat menunjukkan prestasi di tingkat global seperti LJL (Jepang), LLA (Amerika Latin), OPL (Oceania alias Australia dan sekitarnya), LST (Asia Tenggara, kecuali Vietnam), TCL (Turki), dan LCL (Rusia).
  2. Tim-tim dari liga besar seperti LCK (Korea Selatan), LEC (Eropa, kecuali Rusia), LCS (Amerika Utara), LMS (Taiwan & Hong Kong), dan VCS (Vietnam) yang belum mampu langsung mendapatkan kursi ke Group Stage.

Dari 12 tim yang bertanding di Play-In, yang dibagi lagi jadi Play-In Round 1 dan Round 2, 4 tim terbaik berhak melaju ke babak Group Stage. DAMWON Gaming dari LCK juga harus mengikuti mulai dari babak ini karena 2 slot utama untuk LCK diberikan pada SK Telecom T1 dan Griffin.

Pasca kualifikasi tadi, babak Group Stage World Championship pun dimulai. Di bawah ini adalah hasil akhir dari pertempuran masing-masing grup:

Sumber: Liquipedia

Dari hasil grup di atas, terbukti tim-tim Korea Selatan masih mendominasi dunia persilatan League of Legends. DAMWON Gaming, yang melaju dari babak Play-In sekalipun, hanya kalah satu kali di babak ini. Mereka bahkan mampu mengalahkan Invictus Gaming dari Tiongkok yang jadi juara World Championship 2018.

Di grup A, Griffin juga menorehkan catatan yang serupa. Mereka juga kalah satu kali dari 6 pertandingan. Meski memang, perjalanan Griffin mungkin bisa dibilang lebih mudah ketimbang DAMWON. Karena, G2 Esports (dari Eropa) juga mampu menorehkan prestasi yang sama persis.

SK Telecom T1 (SKT), yang merupakan tim dengan raihan prestasi terbaik sepanjang sejarah esports LoL (3x juara dunia), juga kembali menunjukkan keganasannya setelah sempat memble di tahun 2018.

Sepanjang sejarah esports LoL, Korea Selatan memang seringkali mendominasi ajang Worlds. Dari 8 kali World Championship digelar (sampai 2018), tim Korea Selatan jadi juara sebanyak 5 kali. Pertandingan final World Championship yang mempertandingkan 2 tim Korea Selatan juga terjadi 3x (2017, 2016, dan 2015). Dari sejarah tadi, hanya di 2018 saja Korea Selatan tidak berhasil mengirimkan wakilnya di pertandingan final sejak keikutsertaan mereka dari 2012.

Selain 3 tim dari Korsel, 3 tim dari Eropa (LEC) dan 2 tim dari Tiongkok (LPL) juga mengamankan kursi ke babak Playoffs. Perbandingan jumlah tim Eropa dan Tiongkok ini sedikit berbeda dari beberapa kali World Championship sebelumnya. Pasalnya, tim Tiongkok boleh dibilang kasta kedua setelah Korea Selatan di LoL. Mereka memang baru satu kali juara dunia namun sudah 3x tim Tiongkok melaju ke babak pamungkas. Tahun 2018, LPL juga berhasil mengirimkan 3 tim ke babak Playoffs.

Di sisi lain, regional Eropa sepertinya memang semakin baik dari waktu ke waktu. Sepanjang sejarah esports LoL, kawasan Eropa memang satu tingkat di atas tim-tim NA (Amerika Utara) yang lebih sering jadi tim 'hore' di ajang Worlds. Namun, baru tahun ini mereka berhasil mengirimkan 3 wakil ke babak Playoff -- setidaknya menghitung Worlds yang sudah lengkap melibatkan 4 regional besar (Korea Selatan, Tiongkok, Eropa, dan Amerika Utara).

Sumber: LoLEsports

Jika melihat bracket di atas, ronde pertama pertandingan World Championship 2019 Playoffs (perempat final) jadi terlalu menarik untuk dilewatkan. IG, sang juara bertahan, harus berhadapan dengan salah satu wakil dari Korea Selatan. Fnatic sepertinya sedikit lebih beruntung karena bertemu FunPlus Phoenix yang terhitung baru. Namun hal ini juga berarti pertaruhan nama besar Fnatic sebagai salah satu tim Eropa yang paling sering lolos ke Worlds. Mereka hanya absen di 2016 dan 2012.

SKT juga beruntung dan seharusnya menang melawan Splyce, mengingat tim ini memang belum bisa dibilang satu level dengan Faker dan kawan-kawannya. Namun, menonton permainan SKT itu selalu menarik, siapapun lawannya. Apalagi kali ini Faker dan Khan bekerja sama dengan 3 pemain muda yang tak kalah hebatnya. Pertandingan terakhir di perempat final juga wajib ditonton. G2 yang berhasil merebut tahta dari Fnatic sebagai tim LoL terbaik di Eropa sejak beberapa tahun silam harus berhadapan dengan tim unggulan ketiga dari Korea Selatan. Pertandingan antara keduanya seperti pertaruhan gengsi dua wilayah terbaik dari barat dan timur.

Saya pribadi, berhubung memang fanatik dengan SKT dan LCK secara umum (mengingat Uzi dari RNG sudah gagal menembus Playoffs), tentu berharap mereka akan kembali membawa pulang piala paling bergengsi ini keempat kalinya.

Pertandingan perempat final Worlds akan digelar pada tanggal 26-27 Oktober 2019. Sedangkan kelanjutannya, babak semifinal akan dilaksanakan tanggal 2-3 November 2019 sebelum menuju ke babak pamungkas yang diadakan tanggal 10 November 2019.