Perusahaan terbesar di dunia untuk sektor coworking space, WeWork, membuka jalan memasuki pasar Indonesia dengan mengakuisisi Spacemob, sebuah startup coworking space yang berbasis di Singapura. Spacemob, yang didirikan Turochas ‘T’ Fuad, segera membuka coworking space-nya di Jakarta. Tim Spacemob, yang terdiri atas 20 orang, diserap menjadi WeWork Asia Tenggara dan Fuad menjadi Managing Director-nya. Tidak disebutkan berapa nilai akuisisi ini, tapi disebutkan WeWork bakal menginvestasikan $500 juta (lebih dari 6,6 triliun Rupiah) untuk mengembangkan pasar di Asia Tenggara dan Korea Selatan.
Spacemob menunjukkan keunikannya sebagai perusahaan coworking space karena tidak hanya menjual layanan tempat, mereka juga mengembangkan sistem terkomputerisasi untuk memberikan kemudahan bagi tenant-nya. Perusahaan memiliki teknis lengkap, dari full stack developer, front end engineer, designer, hingga product manager.
Khusus untuk Fuad, akuisisi ini adalah exit-nya yang kedua dalam 4 tahun terakhir. Di tahun 2013, startup travelnya, Travelmob, diakuisisi oleh HomeAway, yang masih merupakan bagian raksasa travel Expedia.
WeWork saat ini disebutkan bervaluasi $20 miliar (lebih dari 260 triliun Rupiah). Awalnya mereka fokus ke pasar Amerika Serikat dan kini sudah merambah ke Eropa dan Tiongkok. Asia secara natural adalah pasar menarik berikutnya yang dibidik.
Kepada DailySocial, dalam wawancara terdahulu, Fuad mengatakan bahwa Spacemob didirikan berdasarkan pemahamannya tentang kemitraan pengelola hotel dan pemilik properti saat mengelola Travelmob. Dari sana ia melihat peluang untuk membawa model seperti ini ke industri coworking. Spacemob lahir dengan premis bahwa ruang adalah “hal terpenting kedua”. Yang utama adalah dukungan dan ekosistem yang disediakan untuk anggota.
Spacemob sudah memperoleh pendanaan awal senilai 74 miliar Rupiah pada akhir tahun 2016 untuk mengembangkan pasar, termasuk Indonesia, dari sejumlah investor. Salah satu investornya adalah Alpha JWC.
Di Indonesia sendiri, pasar coworking space masih baru mulai dan belum menjadi segmen yang profitable. Kebanyakan coworking space saat ini masih dalam tahapan membangun ekosistem.
Di awal Agustus ini, Grup Salim dan NUS Enterprise membawa coworking space Block71 ke Jakarta. Block71 sebelumnya hadir di Singapura dan San Fransisco.
Meski kebanyakan konsumen coworking space adalah startup dan freelancer, mereka mulai membidik korporasi sebagai konsumen potensial.
“Tujuan kami adalah membantu perusahaan-perusahaan ini pindah ke ruangan baru dalam hitungan minggu atau hari, tidak perlu berinvestasi dalam jumlah besar dan waktu yang lama untuk mengisi kantor. Kami tidak berada di sini sekedar untuk menjual ruangan. Kami di sini untuk membangun komunitas inklusif startup, freelancer, dan perusahaan berukuran menengah dan besar,” ujar Head of Marketing Spacemob Daren Goh dalam wawancara terdahulu.