World Cyber Games 2019 (WCG 2019) mengumumkan Dota 2 sebagai salah satu judul game yang akan dipertandingkan. Sebelum Dota 2, mereka sudah mengumumkan 3 game lain yang akan dipertandingkan, yaitu Clash Royale, Honor of Kings (AOV versi lokal Tiongkok), dan Warcraft III: The Frozen Throne.
Nama WCG sebenarnya sudah tidak asing lagi dalam ekosistem esports, apalagi bagi Anda yang sudah mengikuti (atau mungkin menggeluti) jagat gaming kompetitif sejak lama. Memulai event esports mereka sejak tahun 2000, WCG kerap dianggap sebagai salah satu kompetisi esports bergengsi, setidaknya sampai 2013 kemarin.
Perjalanan panjang WCG menggelar event esports selama 14 tahun akhirnya terpaksa terhenti setelah event terakhir mereka di Kunshan, Tiongkok. WCG akhirnya vakum selama kurang lebih 5 tahun, sampai akhirnya brand ini diakuisisi oleh pengembang Crossfire, Smilegate, dan bangkit kembali.
Mengutip Esports Insider, WCG berencana bangkit di tahun 2018 lewat sebuah event di Bangkok, Thailand. Event tersebut akhirnya gagal terlaksana, sampai mereka pun akhirnya baru betul-betul bangkit setelah mengumumkan WCG 2019 pada September 2018 lalu.
WCG kabarnya menggunakan waktu vakum mereka untuk mempersiapkan berbagai hal, demi mengembalikan kejayaan brand kompetisi esports tertua di Asia ini. Kabarnya kompetisi WCG 2019 akan hadir dengan panggung berteknologi tinggi dan konsep hiburan modern. Mereka bahkan merilis lagu tema berjudul ‘Beyond the Game’ pada 13 Februari 2019 lalu, yang dibuat oleh DJ internasional ternama, Steve Aoki.
Menurut informasi, WCG 2019 akan diselenggarakan pada 18 – 21 Juli 2019 mendatang di Xi’an, Tiongkok. Kendati demikian, penyelenggara sepertinya masih sedang menggodok banyak hal. Mencoba menghampiri laman wcg.com, saya melihat beberapa informasi masih belum lengkap seperti: jadwal kualifikasi yang masih kosong, serta dua slot coming soon dalam jajaran game yang akan dipertandingkan.
WCG awalnya adalah branding event esports milik Korea Selatan, yang disokong secara finansial oleh Samsung. Mirip seperti WESG, kompetisi WCG menggunakan format kompetisi layaknya olimpiade dengan menekankan kebanggaan nasionalisme negara.
Pada zamannya, WCG mempertandingkan judul-judul game terpopuler, seperti: Quake III Arena, Age of Empires II, StarCraft: Brood War, Counter Strike 1.6, DotA mod Warcraft III, dan lain sebagainya.
Kompetisi ini juga sempat diadakan di Indonesia, bahkan terhitung sebagai salah satu event esports terbesar kala itu. WCG diadakan di Indonesia pada 9-13 November 2011 lalu, di Epicentrum Walk, dengan mempertandingkan 16 negara dari Asia termasuk Indonesia.
Dengan tren kompetisi esports yang sudah berubah, perjuangan WCG untuk menggelar event esports yang sukses mungkin bakal lebih sulit. Kini kebanyakan pengembang ingin punya kendali atas ekosistem esports mereka sendiri, seperti League of Legends dan Overwatch. Alhasil kebanyakan event esports pihak ketiga cenderung dinilai tidak prestis, karena otoritas tertinggi kompetisi dipegang oleh sang pengembang sendiri.
Namun bukan berarti tak ada kesempatan bagi event esports buatan pihak ketiga seperti WCG. Sebab kalau kita mengintip jagat kompetitif Dota, event seperti MDL Macau 2019 dan ESL Katowice 2019 terbukti masih cukup sukses menarik perhatian komunitas gamers. Padahal kedua event tersebut berjalan tanpa memegang status DPC Major/Minor dan tanpa banyak campur tangan pihak Valve.
Mungkin kembali lagi ke inti dari tayangan esports, di mana konten adalah nilai jual utama. Dengan mendorong format nasionalisme negara, konsep hiburan modern, juga sokongan brand esport sebesar WCG, saya rasa WCG 2019 seharusnya bisa sukses jika eksekusinya berjalan dengan baik.