Portal berita Viva berencana akan segera mengembangkan portal pusat digital yang berfokus pada penjualan produk aplikasi dari seluruh pengembang. Rencananya, portal ini akan dioperasikan seperti halnya App Store dan juga Google Play Store dengan harapan seluruh pengembang dapat memanfaatkan platform terbaru ini untuk memasarkan produk aplikasinya.
Disampaikan langsung oleh Presiden Direktur Viva, Ardiansyah Bakrie, rencana pengembangan toko aplikasi digital dari Viva akan menawarkan pengalaman yang sama seperti toko digital populer seperti pada platform iOS dan Android, terlebih bagi pihak pengembang. “Kita akan jadikan VIVA sebagai ‘mall digital’. Di mall itu siapapun bisa memasarkan produk dan menyewa ke toko, dan toko itu akan bayar ke kami. Platform ini akan seperti Android Google Play dan App Store,” ujar Ardi dalam laman pemberitaan Viva.
Melihat proyeksi seperti itu, platform yang dikembangkannya ini kemungkinan besar akan menjadi platform yang terbuka dan bebas seperti halnya Google Play Store. Pihaknya meyakini bahwa dengan mengembangkan sebuah platform terbuka, portal Viva akan tumbuh lebih pesat dengan menampung berbagai produk aplikasi yang berasal dari luar lingkup Viva sendiri.
Berkaitan dengan rencana pengembangan “Mall Digital” dari portal media Viva, Ardiansyah Bakrie juga mengungkapkan adanya sinergi antara portal berita Viva dengan stasiun TV yang masih berada dalam satu lingkup grup usaha Bakrie, TVOne dan ANTV, diyakini dapat membawa portal Viva sebagai salah satu portal media yang memiliki daya saing yang kuat khususnya di wilayah Asia. Maka dari itu, portal aplikasi Viva ini dikembangkan sebagai bentuk upaya realisasi hal tersebut.
Dalam hal ini, dirinya juga mengakui bahwa portal aplikasi ini telah diminati banyak pihak dengan nilai taksiran yang cukup besar, namun melihat potensi bisnis yang diramalkan akan sangat bernilai besar dan berpotensi di kemudian hari, pihaknya secara inisiatif menyatakan belum tertarik untuk melepas unit usaha terbarunya ini. “Ada tawaran sebesar US$100 juta dari perusahaan China, tapi tidak kami lepas,” ungkap Ardi.
Seperti halnya dengan toko aplikasi pada umumnya, platform portal aplikasi Viva ini juga akan menggunakan sistem bisnis yang kurang lebih akan sama persis yakni dengan menerapkan monetisasi melalui penarikan biaya dari setiap aplikasi yang masuk. “Seperti halnya Android, di sana semua aplikasi bisa masuk tapi ada pintu masuknya, ada jalurnya, tentu mereka harus membayar,” imbuhnya.
Portal aplikasi Viva ini, jika tak ada halangan menurut rencana akan segera diluncurkan pada tahun 2014, namun detail kapan akan segera meluncur hingga hari ini kami masih belum memperoleh informasinya lebih lanjut. Yang jelas, jika rencana pengembangan itu terealisasi maka tentu akan menimbulkan pertanyaan besar: Akankah platform yang diusung oleh jaringan Viva ini akan sukses diminati oleh pasar? Jawabannya tentu masih terlalu dini jika dijawab sekarang, namun jika melihat tren dan minat pasar saat ini, pengguna secara umum telah “akrab” dengan apa yang ditawarkan oleh Android dengan Google Play Store dan Apple dengan App Store-nya. Jadi, nantikan saja perkembangan selanjutnya.