Bagi sebuah bisnis, memiliki visi adalah hal yang penting. Karena visi tentu akan menjadi ‘kiblat’ bagi bisnis dalam mencapai tujuannya. Namun bagi sebuah startup bagaimana makna sebuah visi bisnis sebenarnya dan bagaimana visi tersebut berkorelasi dengan produk yang dikembangkannya? William Mougayar sebagai seorang praktisi di bidang pemasaran dan strategi bisnis serta industri startup mengungkapkan hal yang sering salah kaprah dilakukan oleh startup dalam mengkomunikasikan antara visi dan produknya di pasar.
Menurut William, salah kaprah yang sering terjadi di lingkungan startup terkait dengan visi ialah kebanyakan startup baru selalu berusaha mengkoar-koarkan visi yang dimiliki ke pasar. Padahal hal yang terpenting justru berkomunikasi dengan perilaku pengguna untuk mendorong produk mereka. Visi besar sekilas memang akan membuat calon pengguna produk bersemangat, tapi pada akhirnya mereka membutuhkan sesuatu yang lebih konkret, bahwa mereka menginginkan produk yang disajikan dapat bekerja dengan baik dan memenuhi kebutuhan mereka.
Jika masih dalam tahap awal, tidak wajib untuk terlalu menonjolkan visi ke pasar, terlebih jika masih sulit melihat hubungan antara visi tersebut dengan manfaat produk yang dikembangkan untuk pengguna. Karena hal tersebut dirasa tidak akan memberikan cukup mesiu untuk memvisuaslisasikan efek realisasi dari visi tersebut. Jika menginginkan sebuah visi besar, lebih baik berfokus dengan produk dan layanan, biarkan pencapaian dan pemaparan visi menjadi efek dari keberhasilan produk di pasar. Kesenjangan antara visi dan realisasi masih terlalu lebar ketika startup dimulai.
Contoh saja Uber. Ia keluar tidak menggaungkan visi ingin merevolusi model transportasi pribadi, walaupun mungkin mereka mengatakannya pada investor, tapi tidak untuk di pasar. Sebaliknya mereka hadir dengan produk yang menarik dan banyak pengguna memberikan apresiasi. Dari apresiasi dan kesuksesan tersebut visi tentang revolusi industri taksi akan secara otomatis dapat didefinisikan oleh banyak orang.
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi saat melakukan pengembangan produk, yaitu overbuild dan underbuild. Overbuild merupakan keadaan sebuah startup yang begitu semangat membangun produk untuk mencapai visi besar yang telah mereka gariskan. Sedangkan underbuild lebih kepada cara step-by-step dalam mengembangkan produk sembari memperkenalkan kepada pasar untuk mendapatkan tanggapan dan tertangkapnya visi secara berjenjang.
Keduanya memang mungkin terjadi di sebuah startup, dan bukan sebuah kesalahan, yang perlu diperhatikan adalah pendekatannya. Pendekatan tersebut terkait dengan bagaimana proses boot-up pengguna hingga mendapatkan inti dari visi produk yang disuguhkan. Bagi sebuah startup tipe overbuild harus ditekankan bahwa sebuah produk yang matang bukan terkait dengan visi, karena mungkin saja visi tersebut akan sulit untuk dimengerti di pasar.
Sebagai catatan juga bahwa adopsi pasar dengan produk yang kurang matang kadang lebih penting dari pada produk yang komprehensif tapi tidak ada penggunaanya. Lebih mudah untuk berkembang produk yang memiliki loyalitas pengguna dengan iterasi-iterasi pengembangan yang dibuat menyesuaikan kebutuhan yang ada.
Visi kaitannya dengan urusan jangka panjang, dalam jangka pendek sebuah startup selayaknya mendorong berbagai aktivitas yang memiliki manfaat bagi pengguna. Karena pengguna tidak akan begitu peduli tentang apakah sebuah startup telah mencapai visinya atau tidak. Mereka hanya terpikat oleh apa yang ditawarkan.
Kembali ke contoh Uber tadi, jadi apakah pengguna akan ngeh bahwa dengan menggunakan Uber pengguna akan merevolusi industri transportasi? Apakah dengan mengunggah status dan foto di Facebook akan membuat Facebook menjadi raksasa konten dunia? Apakah pengguna peduli denagn visi tersebut? Jawabannya: kebanyakan tidak.
Visi umumnya kabur, dan banyak orang tidak akan percaya di awalnya. Mereka hanya akan mengamati bagaimana sebuah produk berporses. Saat orang mengatakan visi akan mengubah dunia, mungkin tidak semua orang akan percaya. Namun ketika seorang tersebut sedikit demi sedikit melakukan berbagai hal untuk merubah dunia, lama-lama orang akan tau sendiri dan menjadi percaya tentang visi seorang tersebut untuk merubah dunia.
Kesimpulannya bahwa bagi sebuah startup visi tetap penting, tapi bicarakanlah dengan orang yang tepat, mungkin tim internal, investor, atuapun venture capital. Tapi ketika berkecimpung di pasar, biarkan kualitas produk yang membawakan visi tersebut ke pengguna.