Pada tahun 2020 nanti, Jerman akan menerapkan peraturan imigrasi baru yang dinamakan skilled imigration act. Peraturan baru ini akan mempermudah tenaga kerja professional yang terkualifikasi dari luar negara-negara Eropa untuk bekerja di Jerman. Organisasi esports Jerman yaitu ESBD telah bertahun-tahun berusaha melegitimasikan esports menjadi sebuah pekerjaan resmi di Jerman. Hasilnya, visa untuk esports akan masuk ke dalam peraturan skilled imigration act pada bulan Maret tahun 2020 nanti.
Beberapa kondisi harus diperhatikan agar bisa mendapatkan kualifikasi untuk mendapatkan visa esports di Jerman: minimal berusia 16 tahun, jumlah gaji tertentu yang telah disetujui dan dikonfirmasi dari federasi Esports yang berwenang.
Dikutip dari esportbund.de, Hans Jagnow selaku presiden dari ESBD mengatakan, “esports visa ini akan sangat membantu acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman. Kami adalah negara pertama yang berhasil mengeluarkan visa khusus untuk esports. Diharapkan semakin banyak lagi acara-acara esports yang akan diadakan di Jerman.”
Di acara esports bertaraf internasional, sudah pasti banyak pihak-pihak yang terlibat yang berasal dari luar negeri. Mengingat cukup banyak kasus penolakan visa terhadap atlet esports sehingga mereka batal mengikuti turnamen, berkat adanya visa ini, semua urusan imigrasi akan dipermudah dan bagi pihak penyelenggara acara tidak usah memusingkan permasalahan imigrasi.
Selain mempermudah penyelenggaraan acara esports di Jerman, visa esports ini juga mempermudah organisasi yang berbasis di Jerman untuk memperkerjakan pemain-pemain dari luar negara-negara Eropa. Sehingga pemain tidak perlu memikirkan kesulitan mendapatkan visa untuk bekerja di organisasi tim esports Jerman.
Jerman sendiri terbilang cukup sering menjadi tuan rumah acara esports yang berskala besar seperti, League of Legends Championship Series Eropa, CS:GO Starladder Berlin Major, dan PUBG Global Invitational Berlin.
Meski Jerman menjadi negara pertama yang mengeluarkan visa khusus untuk kebutuhan esports, menariknya, esports sendiri juga sempat mengalami penolakan di sana. Di 2018, federasi olimpiade olahraga Jerman (DOSB) pernah mengeluarkan sebuah laporan yang mencoba menjawab sebuah pertanyaan: apakah esports bisa dikategorikan sebagai sebuah olahraga. Kala itu, mereka menjawab dengan gamblang, “tidak.” Menurut laporan tersebut, jika dibandingkan dengan olahraga, esports ada di ‘galaksi’ yang berbeda. Justifikasi mereka kala itu adalah tuntutan fisik yang dimiliki oleh olahraga.