Kami memperoleh informasi bahwa di Kenya diluncurkan solusi pembayaran baru berupa Virtual Payment Card. Ponsel Anda dapat berlaku sebagai kartu kredit ataupun dompet elektronik dan bisa digunakan untuk transaksi online secara internasional.
Ini merupakan pilot project pertama yang di dunia yang didukung oleh institusi finansial ternama, yaitu Standard Chartered Bank dan MasterCard. Layanan yang diusung oleh operator ponsel Airtel Africa ini dinamai PayOnline dan pembayarannya menggunakan Airtel Money — di sini serupa dengan Telkomsel Cash ataupun XL Tunai.
Penggunaannya tidak sulit. Pertama pengguna memesan nomor shopping card (yang bertindak seperti kartu kredit) melalui menu yang tersedia di ponsel. Berikutnya layanan Airtel akan men-generate 16 digit nomor. Transaksi selesai begitu pembelian berhasil diotorisasi dan harus digunakan secara perdana dalam waktu 24 jam pertama untuk menjamin keamanannya. 16 digit nomor ini dapat berlaku sebagai nomor “kartu kredit” dengan limit tertentu (di mana limit ini bisa diatur dan dibayar di muka, baik per transaksi ataupun harian) dan dapat digunakan untuk bertransaksi dengan mata uang asing, termasuk US Dollar, Pounds, ataupun Euro.
Dengan infrastruktur dan framework yang memenuhi standar perbankan, sulit dipungkiri bahwa PayOnline merupakan solusi menarik bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk meligitimasi transaksi yang dilakukannya — secara internasional sekalipun. Dengan jaminan dari MasterCard Internasional, merchant dari negara asing tentu saja tidak akan takut untuk bertransaksi dengan pembeli dari Indonesia — yang dulu sempat bermasalah dengan fraud, carding, dan sebagainya. Pembeli dari Indonesia pun mendapatkan keuntungan karena tidak perlu repot lagi membuat kartu kredit agar dapat membeli barang ataupun layanan — baik dari dalam maupun luar negeri.
PayOnline sudah mendapatkan pengenalan secara internasional dengan mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai Best Mobile Money Product or Solution di ajang Mobile World Congress 2011. Meskipun tidak disebutkan mengapa Kenya yang dipilih sebagai pilot project, statistik terakhir di tahun 2011 menunjukkan Kenya telah memiliki penetrasi telepon seluler sebesar 63% dari total populasi menurut studi yang dilakukan oleh CCK.
Jika pilot project yang dilakukan di Kenya berhasil, tentu saja kita berharap solusi ini bisa diterapkan di negara berkembang yang lain, termasuk Indonesia. Tentu saja ini merupakan suatu alternatif karena Google ataupun penyedia layanan serupa lainnya tentunya bakal berlomba-lomba memberikan kemudahan yang sama. Dengan penetrasi kartu kredit yang masih kecil, solusi ini memberikan harapan untuk kemudahan bertransaksi secara online dan menggerakkan bisnis online ke arah yang lebih baik lagi.
ini baru solusee yg sangat menarik bagi Indonesia khususnya dan bagi negara-negara berkembang dengan tingkat konsumerisme tinggi pada umumnya.