Dark
Light

[Vintagious] Awal Bertemunya Anak-anak Dengan Piranti Elektronik

1 min read
April 14, 2013

Kolom Vintagious kali ini akan bercerita tentang asal muasal gadget elektronik jadi bagian dari kehidupan keluarga dan anak-anak. Gadget apa saja yang jaman dulu menjadi piranti untuk bermain dan belajar. Penasaran? Simak artikel berikut ini.  

Komputer mini buat anak-anak yang mudah dibawa ke mana-mana? Pasti tidak jauh-jauh dari Apple iPad, Nintendo DS atau Sony PSP. Atau piranti pendidikan elektronik semacam VTech atau Leap Frog yang membantu anak-anak belajar (sambil bermain) bahasa atau matematika dasar.

Kapan pertama kalinya anak-anak di dunia berkenalan piranti elektronik/komputer portable? Di akhir 60-an saat komputer umumnya masih sebesar rak-rak baju, beberapa perusahaan berbasis teknologi sudah mulai bereksperimen mengembangkan komputer kecil yang mudah dibawa-bawa. Mereka sudah meramalkan, komputer portable adalah gerbang menuju ke masa depan.

Awal 70-an, kalkulator kecil mulai diperkenalkan dan dipasarkan. Sejak itu teknologi elektronik, semiconductor dan IC berkembang sangat cepat. Kapasitas makin besar namun ukuran fisik makin mengecil. Rumah-rumah mulai dibanjiri barang-barang elektronik canggih untuk keluarga dan anak-anak, contohnya video computer system Atari dan komputer rumahan Apple II.

Tidak hanya itu, piranti komputer portable bertenaga baterai pun sudah mulai populer di kalangan anak-anak. Tahun 1976, Texas Instruments memperkenalkan piranti pendidikan elektronik bernama Little Professor. Piranti ini berbentuk seperti kalkulator, membantu anak-anak belajar matematika dengan fungsi dasar tambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dengan layar VFD (Vacuum Fluorescent Display – generasi pertama LED) angka-angka menampilkan soal matematika dan hasilnya.

Minat bermain sambil belajar dengan gadget elektronik semakin tinggi. Setelah sukses dengan Little Professor, Texas Instruments melanjutkan inovasi mereka dengan memperkenalkan piranti belajar membaca berteknologi speech synthesizer chip di tahun 1978: Speak & Spell. Di masa itu piranti elektronik dengan teknologi seperti ini merupakan terobosan besar, karena umumnya speech synthesizer hanya bisa dihasilkan dari komputer berukuran raksasa, membutuhkan daya yang besar dan mahal. Texas Instruments berhasil menciptakan versi miniaturmya sehingga bisa dibawa kemana-mana dan dipasarkan dengan harga sangat terjangkau.

Little Professor dan Speak & Spell di akhir 70-an ini dianggap sebagai gerbang awal perkenalan anak-anak dengan handheld electronic device. Komputer kecil portable tidak lagi milik para insinyur atau ilmuwan tapi juga keluarga biasa dan anak-anak umur belia. Semua orang punya dan mampu memiliki.

Dilanjutkan dengan membanjirnya produk handheld game dan hiburan berbagai model awal 80-an. Masih ingat Nintendo Game & Watch? Ini pertama kalinya anak-anak memiliki keterikatan dengan gadget di tangan mereka. Belajar dan bermain di mana saja, kapan saja. Inilah masa saat nenek moyang Nintendo DS & Sony PSP lahir. Inilah masa transisi dari analog ke digital. Inilah masa di mana anak-anak bersiap berangkat menjadi digital immigrant (*), meninggalkan orang tua mereka yang analog native.

(*) meminjam istilah Marc Pernsky di artikel “Digital Immigrant Digital Native” yang dipublish 2001 (sumber).

Profil Penulis:

Pinot W. Ichwandardi adalah seorang Graphic Designer. Pria asal Indonesia ini sejak 2007 tinggal di Kuwait bersama keluarganya. Dikenal juga sebagai pengoleksi gadget jadul, blog pribadinya bisa ditemukan di retrogizmo.blogspot.com, sedangkan Twitter di @pinot dan About.me/pinot.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Previous Story

Google Play’s Carrier Billing Scheme Eventually Will Come to Almost All GSM Operators This Year

Next Story

[Deals] Informasi Produk di Trenologi

Latest from Blog

Don't Miss

Semua Hal yang Diumumkan NVIDIA pada Computex 2024

Dalam presentasi selama 1 jam 47 menit, CEO dan pendiri
Web3 penulis

Kepenulisan dan Penulis dalam Blockchain

Nawala dan portal informasi tertulis kian menjadi sarana distribusi informasi