Bisnis yang berkaitan dengan penyelenggaraan acara pernikahan terganggu signifikan akibat pandemi. Aturan PSBB hingga social distancing, menjadikan acara pernikahan dan resepsi perkawinan menurun jumlahnya sepanjang tahun 2020. Melihat permasalahan tersebut, Viding, platform one-stop virtual wedding kemudian resmi meluncur pada bulan Juli 2020 lalu.
Kepada DailySocial, Founder & CEO Viding Alkiadi Joyo Diharjo mengungkapkan, platformnya didirikan dengan menciptakan solusi atas permasalahan dalam pengelolaan akad dan resepsi pernikahan selama pandemi. Hingga kini perusahaan mengklaim omzet untuk tahun 2021 sudah tumbuh 3x lipat dan telah mencetak laba.
Layanan yang disajikan meliputi undangan digital, buku tamu digital, saluran untuk pemberian angpao secara digital, sampai fasilitas untuk sesi live streaming. Semua terintegrasi dalam satu platform terpadu. Pengguna juga akan mendapatkan dasbor untuk memantau laporan dari penyelenggaraan acara.
“Kami melihat pernikahan dengan konsep yang sederhana, intim, dan diselenggarakan secara hybrid menjadi tren di kalangan muda di Indonesia. Model bisnis kami adalah B2C, monetisasi dilakukan melalui biaya layanan pada tiap fitur, biaya layanan per paket, dan biaya administrasi transaksi dari e-angpao,” kata Alkiadi.
Saat ini layanan Viding telah tersedia di Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, dan Bali. Dalam waktu dekat perusahaan juga berencana untuk memperluas area layanan di Medan.
Fitur unggulan
Disinggung apa yang membedakan Viding dengan platform serupa lainnya, disebutkan platform lain kebanyakan hanya menyediakan layanan web invitation atau live streaming saja. Sedangkan Viding menyediakan fitur yang terintegrasi secara menyeluruh, yang memberikan pengalaman maksimal bagi mempelai dan tamu dalam mengikuti kondangan/pernikahan virtual.
“Mempelai dapat membuat halaman website-nya sendiri secara mudah (drag & drop), di dalamnya terdapat fitur E-Guestbook, E-Angpao, Live Streaming dan Dashboard Reporting,” kata Alkiadi.
Sejak meluncur, platform Viding diterima dengan baik oleh target pengguna. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan omzet lebih dari 20% per bulannya; dan banyaknya rekan-rekan vendor pernikahan yang berkolaborasi, karena posisi Viding sebagai komplementer.
Viding juga menawarkan pilihan yang relatif terjangkau, menyesuaikan paket yang diberikan dengan harga antara Rp3 juta hingga Rp10 juta.
Ada beberapa rencana yang akan dilancarkan Viding tahun ini, di antaranya adalah ekspansi di beberapa kota besar di Indonesia. Masih menjalankan bisnis secara bootstrapping, mereka tengah mempersiapkan kegiatan penggalangan dana dan bekerja sama dengan mitra strategis potensial untuk pendanaan.
“Target kami hingga akhir tahun ini dapat menyelenggarakan 1000 pernikahan, membuka layanan di beberapa kota (target 20 kota) dan terus menyempurnakan platform. Kami juga membuka pintu kolaborasi dengan instansi-instansi terkait untuk membuat konsumen semakin nyaman,” kata Alkiadi.
–
Gambar Header: Depositphotos.com