Verizon Communications Inc, perusahaan telekomunikasi yang berbasis di New York, Amerika Serikat merilis sebuah siaran pers yang isinya menyatakan bahwa pihaknya sudah mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi bisnis internet utama Yahoo! senilai US$ 4,83 miliar atau setara dengan Rp 62,8 triliun.
Akuisisi ini menurut Verizon akan memperkuat bisnis AOL yang sebelumnya sudah mereka caplok pada tahun lalu dengan nilai yang juga fantastis. Jika digabungkan, maka Verizon akan menjelma menjadi salah satu perusahaan dengan portofolio terbesar dengan lebih dari 25 brand dan akan terus tumbuh seiring dengan ekspansi serta investasi.
Sebagai gambaran, Verizon punya Huffington Post milik AOL dan setelah proses akuisisi selesai, mereka dapat mengawinkannya dengan Yahoo Finance. Keduanya bakal menjelma menjadi satu entitas yang menakutkan. Google dan Facebook patut waspada.
Yahoo! merupakan salah satu perusahaan pelopor yang berjasa memperkenalkan internet kepada dunia. Sejumlah produk mereka tawarkan, selain tentu mesin pencari yang tak kalah akurat dari Google, Yahoo! juga menawarkan sejumlah produk sambilan seperti berita, cuaca, card game, mailing list, chat dan email.
Aset kunci Yahoo! dinilai terletak pada beberapa kategori, yaitu berita, keuangan, olahraga dan layanan email yang sampai hari ini tercatat masih mempunyai 225 juta pengguna setia yang aktif setiap bulannya. Sebagian besar aset tersebut didapatkan oleh Verizon dengan mahar kurang dari $5 miliar.
Akusisi ini membuat Yahoo memisahkan aset utamanya dari perusahaan jaringan internet raksasa Tiongkok, Alibaba. Verizon nantinya hanya menguasai produk-produk internet, bisnis media termasuk kantor pusat di Sunnyvale seluas 1 juta hektare dengan 4.000 karyawan.
Yahoo! sendiri bak raksasa terluka yang berjalan terseok-seok, tergerus oleh persaingan dengan Google dan meroketnya pertumbuhan Facebook. Situasi pelik yang kemudian menyebabkan hilangnya kepercayaan sejumlah investor yang dipelopori oleh Starboard Value LP terhadap kepemimpinan Marissa Mayer. Mayer ditunjuk sebagai CEO sejak tahun 2012 lalu dan dianggap gagal melakukan perubahan signifikan. Walhasil, perusahaan sepakat untuk mengambil strategi alternatif, salah satunya adalah melego aset.
Mayer sendiri mengatakan keinginannya untuk bertahan di Yahoo setelah kesepakatan ini selesai. Namun Marni Walden, EVP dan President of the Product Innovation and New Businesses di Verizon, mengatakan bahwa pihaknya belum membuat keputusan terkait hal itu.