Dark
Light

Vela Asia akan Serius Menggarap Konsumen di Bandung, Surabaya, dan Medan

1 min read
February 11, 2015

CEO Vela Asia Susie Sugden dalam Acara Peluncuran Situs Online Lee Cooper di Indoneesia / DailySocial

Vela Asia, startup yang memberikan layanan e-commerce enabler untuk brand fashion, memasuki tahun keduanya berhasil menutup kesepakatan pendanaan dari Venture Capital Majuven. Dana segar yang diterima Vela Asia mencapai US$ 1,5 juta (sekitar 18 Miliar). Pasca suntikan dana ini, Managing Director Vela Asia Susie Sugden kepada Dailysocial mengatakan pihaknya akan berencana memperluas layanan omni-channel bersama brand fashion terkemuka ke Surabaya, Medan, dan Bandung.

“Daerah luar Jakarta membutuhkan perhatian lebih dari (layanan) e-commerce di tahun 2015 ini,” ujarnya. Lebih lanjut Susie menyebutkan, “Tahun 2015 kami akan terus fokus untuk memilih mitra brand yang tepat. Brand fashion terkemuka dan sudah mapan yang tertarik untuk memasuki ranah digital.”

Vela Asia baru-baru ini membantu brand denim asal Inggris Lee Cooper untuk go online di Indonesia.

Tahun ini Vela Asia bertekad untuk melesat. Selain meningkatkan jumlah kerja sama dengan brand fashion, mereka juga berniat untuk ekspansi. “Pada (tahun) 2015 kami bertekad untuk menjadi pemimpin di sektor fashion e-retailer di Indonesia. Kami akan me-launching lebih banyak toko premium bersama brand partner kami dan ekspansi marketing omni-channel kami untuk fokus ke kota seperti Surabaya, Medan dan Bandung,” tutur Susie.

Selain tetap fokus terhadap brand fashion terkemuka, dengan pendanaan yang diterima Susie menyampaikan dana segar yang diterimanya juga akan digunakan untuk pengembangan teknologi. Menurut Susie, pendekatan penjualan multichannel yang berusaha untuk menyediakan pelanggan pengalaman belanja online yang nyaman, baik dari perangkat desktop atau perangkat mobile, adalah sesuatu yang lazim untuk standar global. Meskipun demikian Susie melihat layanan omni-channel untuk membantu brand masing kurang.

“Vela Asia akan terus berinovasi memberikan layanan kepada brand agar pelanggan mereka mendapatkan pengalaman belanja online lebih baik atau sama baiknya dengan pengalaman belanja di toko offline mereka,” janjinya.

Vela Asia telah bermitra dengan sejumlah merek fashion internasional, seperti Lee Cooper, Havaianas, dan G2000, dengan membangun dan mengoperasikan e-commerce mereka untuk Indonesia. Startup ini adalah mitra online eksklusif untuk lebih dari sepuluh brand fashion dan para pendirinya mengatakan akan ada lagi yang hadir tahun ini.

Susie mengatakan bahwa respon brand selama ini sangat positif. “Mereka bisa melihat seberapa cepat segmen ini tumbuh dan mereka ingin mengambil keuntungan dari pertumbuhan itu,” lanjutnya. Susie mendirikan Vela Asia bersama rekannya Bede Moore, setelah mereka memutuskan untuk meninggalkan Rocket Internet.

Meskipun memiliki ambisi besar, Susie menyatakan kendala selalu ada. “Kendala yang kami hadapi sama dengan para pemain e-commerce di Indonesia lainnya, seperti logistik dan metode pembayaran. Tetapi (ada) juga kendala spesifik seperti kompleksnya menjalin kerja sama dengan merek-merek terkenal.”

“Kami berdua bekerja di industri ritel selama bertahun-tahun sebelum membangun Vela Asia. Kami menyadari bahwa brand fashion yang ada di Indonesia memiliki kendala membangun e-commerce. Distributor lokal tidak memiliki keahlian atau anggaran untuk menjalankan toko online. Begitu banyak brand yang tidak memiliki toko online, padahal Indonesia merupakan negara terbesar keempat di dunia,” tambah Moore.

Previous Story

Many People, Including Indonesians, Still Consider Facebook as More Popular than Internet

Next Story

Pinjam Indonesia Tawarkan Solusi Keuangan “Immediate Cash” dengan Sistem Gadai Barang Secara Online

Latest from Blog

Don't Miss

Mythic Protocol

Mimpi Besar Mythic Protocol Bertemu Investor, Raih Pendanaan Awal Sebesar $6.5 Juta

Mythic Protocol, sebuah perusahaan Singapura yang digagas oleh veteran industri

Tencent Tutup Layanan Streaming Game, Sony Dikabarkan Bakal Buat Horizon 3

Minggu lalu, ada tiga perusahaan game yang mengungkap bahwa mereka