Valve Rilis Dota 2 Battle Pass 2019, Apa Implikasinya Terhadap Scene Esports?

Menyambut Dota 2 The International 2019, Battle Pass kembali hadir! Apa implikasi Battle Pass terhadap scene esports Dota?

Kita kini telah kembali lagi ke masa-masa tersebut. Masa-masa ketika bermain Dota 2 jadi lebih menyenangkan dari sebelumnya, karena kehadiran The International Battle Pass! Kalau Anda juga main MOBA di mobile Anda tentu sudah kenal fitur seperti ini. Battle Pass kurang lebih seperti Starlight Member di Mobile Legends atau Codex di Arena of Valor.

Lalu apa bedanya The International Battle Pass dengan sistem membership di MOBA lainnya? Seperti namanya, Battle Pass ini dibuat untuk mengumpulkan hype menuju ke Dota 2 The International 2019 (TI 2019). Tahun ini Dota 2 The International kembali pada bulan Agustus. Bedanya, kalau tahun-tahun sebelumnya TI hanya diselenggarakan di Seattle Amerika Serikat, tahun ini TI hadir di Shanghai, China.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagian dari hasil penjualan Battle Pass akan disumbangkan ke dalam total hadiah Dota 2 The International 2019. Menyambut perilisan Battle Pass ini, mari kita sedikit membahas sesuatu yang sedikit esensial. Apa implikasi Dota 2 Battle Pass bagi esports Dota 2? Sebelum membahas hal tersebut, mari kita bahas singkat seputar asal usul Battle Pass terlebih dahulu.

Dota 2 The International selalu penuh sesak seperti ini. Apakah hal ini disebabkan oleh Battle Pass? Sumber: Dota 2 Official Media

Sistem seperti ini pertama kali muncul di tahun 2013 dalam bentuk The International Compendium. Dalam Compendium, pemain bisa menebak berbagai hal seputar TI, mulai dari pemain dengan jumlah kill terbanyak, hero yang paling sering digunakan, bahkan sampai menebak pemenang TI. Pemain akan mendapat token setiap tebakan yang benar, dan token mata uang tersebut bisa digunakan untuk membeli item kosmetik di dalam game.

Sistem tersebut ternyata berhasil membuat membuat para pemain menjadi penonton esports Dota 2. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak mau mendapat macam-macam item in-game gratis dengan bermodalkan US$2.50 saja (Sekitar Rp35 ribu dengan nilai tukar uang terkini). Lalu, kalau sudah membeli Compendium, Anda tentu mau tak mau harus menonton esports Dota 2 bukan? Setidaknya, supaya tebakan Anda tidak hanya berdasarkan asumsi buta saja.

Compendium ternyata sukses berat. Pada tahun 2014, Dota 2 mengantungi rekor dunia sebagai turnamen esports dengan total hadiah terbesar, yaitu sebesar US$11 juta (Sekitar Rp157 miliar). Baru pada 2015, sistem ini diubah menjadi Battle Pass. Sistem Battle Pass menawarkan lebih banyak konten menarik bagi para pemain, lebih banyak sumbangan hadiah untuk TI, dan tentunya lebih banyak keuntungan bagi Valve.

Sumber: Dota 2 Official Blog

Kalau dalam Compendium pemain harus menebak untuk mendapat poin, dalam Battle Pass pemain cukup menjalankan misi saja. Setiap misi selesai, Anda mendapat level, hadiah item dan kosmetik lainnya akan Anda dapatkan setelah mencapai level tertentu. Sistem tebakan juga tidak hilang. Seperti pada Compendium, Anda bisa menebak berbagai hal seputar TI untuk mendapatkan EXP Battle Pass. Tak mau repot? Anda juga bisa beli level. Untuk tahun ini setiap US$9.99 (sekitar Rp147 ribu) Anda akan mendapat 24 level.

Sistem tersebut berhasil kumpulkan US$18 juta (sekitar Rp257 miliar) total hadiah untuk The International 2015. Dengan tema konten yang berganti-ganti dan konten yang semakin menarik tentunya, Battle Pass berhasil menarik perhatian pemain Dota 2 setiap tahunnya. Alhasil jumlah hadiah tersebut terus meningkat setiap tahunnya. Mengutip Unikrn, berikut total hadiah yang dikumpulkan sistem Battle Pass dari tahun ke tahun.

  • The International 2014: US$10,931,105 (Sekitar Rp157 miliar)
  • The International 2015: US$18,429,613 (Sekitar Rp257 miliar)
  • The International 2016: US$20,770,460 (Sekitar Rp297 miliar)
  • The International 2017: US$24,787,916 (Sekitar Rp357 miliar)
  • The International 2018: US$25,532,177 (Sekitar Rp365 miliar)

Lalu apa arti Battle Pass yang laku keras ini bagi esports Dota 2 secara internasional? Apa benar langgengnya esports Dota 2 secara internasional disebabkan karena Dota 2 The International Battle Pass laku keras? Agar lebih jelas, mari kita mengintip dari data milik salah satu website pencatat jumlah penonton online andalan tim Hybrid, Esports Charts.

Dalam sebuah data komparasi, Esports Charts mencoba membandingkan jumlah penonton TI 7 dan TI 8. Menariknya ada kenaikan jumlah penonton secara global. Jumlah penonton rata-rata pada tahun 2018 ada sebanyak 523.562, meningkat dibandingkan tahun 2017 yang hanya ditonton oleh 406.198 penonton saja. Jumlah penonton terbanyak di saat bersamaan juga meningkat drastis. Pada TI 8 jumlah penonton online mencapai 14.960.473 penonton, meningkat jika dibandingkan dengan TI 2017 yang hanya ditonton oleh 10.935.350 penonton saja.

Komparasi jumlah penonton TI 7 dengan TI 8 yang dirangkum oleh ESC. Sumber: Esports Charts

Jika melihat data ini, kita mungkin bisa saja menyimpulkan, bahwa semakin laku penjualan Battle Pass semakin banyak juga penonton The International. Sebab secara angka, keduanya meningkat berbarengan. Tetapi langsung lompat kepada kesimpulan tersebut akan membuat pembahasan ini jadi seperti artikel cocoklogi.

Walaupun jumlah penonton esports Dota meningkat berbarengan dengan peningkatan jumlah penjualan Battle Pass, nyatanya ada banyak faktor alasan seseorang menonton esports Dota. Contohnya, jumlah penonton tayangan berbahasa Russia yang meningkat. Mungkin hal tersebut terjadi karena performa Virtus Pro yang sedang bagus pada musim tersebut, walau akhirnya harus kalah di oleh EG di lower bracket.

Tetapi, satu hal yang bisa diasumsikan adalah, para pembeli Battle Pass tersebut mungkin adalah penonton Dota 2 The International. Apalagi bagi mereka yang membeli Battle Pass level 1, mereka mungkin akan berjuang sekuat tenaga demi bisa meningkatkan level Battle Pass setinggi-tingginya, agar bisa mendapat hadiah item kosmetik. Jadi, mereka mungkin jadi nonton esports Dota 2, agar dapat menebak berbagai trivia seputar TI dengan tepat, dan mendapat poin XP Battle Pass.

Lalu apakah kehadiran Battle Pass juga berarti menjadi kesuksesan bagi game Dota 2 itu sendiri? Kalau sukses secara materi, mungkin jawabannya iya. Valve mungkin sudah bergelimang harta hanya dari penjualan Battle Pass saja. Tapi kalau maksud sukses di sini adalah banyak orang yang bermain Dota karena Battle Pass, hal ini sepertinya masih jadi hal yang patut dipertanyakan.

Mengutip Steamcharts, jumlah pemain Dota belakangan tidak pernah menyentuh angka satu juta pemain. Rekor jumlah pemain Dota adalah pada Maret 2016, ketika itu mereka mencapai angka 1,2 juta pemain. Sejak saat itu, jumlah pemain Dota 2 berada pada rata-rata 500 ribu pemain. Bahkan pada bulan-bulan ketika Battle Pass rilis, jumlah pemain Dota 2 tetap bertahan di kisaran angka tersebut. Salah satu contoh kongkritnya adalah pada bulan Mei 2018, ketika Battle Pass 2018 rilis. Jumlah pemain Dota 2 yang dicatatkan oleh Steamcharts ketika itu adalah sebanyak 474.325 pemain. Ada peningkatan, namun hanya meningkat sebanyak 43.984 pemain saja jika dibandingkan dengan bulan April 2018.

Tak bisa dipungkiri, jumlah pemain Dota kini segitu-segitu saja. Namun, The Internationals tetap menjadi salah satu program esports paling ditonton oleh gamers. Sumber: Dota 2 Official Media

Jika melihat dari data-data tersebut, satu yang bisa disimpulkan adalah Battle Pass tidak banyak berpengaruh kepada peningkatan jumlah pemain Dota 2. Namun dampaknya kepada esports tidak bisa langsung disimpulkan, karena ada ragam faktor alasan seseorang menonton esports Dota, bukan sesederhana karena ada Battle Pass saja.

Jadi bagaimana? Apakah Anda membeli Dota 2 The International Battle Pass tahun ini?