Dark
Light

Valcri Ialah Kecerdasan Buatan Ala Sherlock Holmes

1 min read
May 19, 2017

Dari mulai tulisan asli kreasi Arthur Conan Doyle hingga film seri Sherlock di BBC, karakter Sherlock Holmes selalu mengandalkan sistem deduksi untuk menyelesaikan teka-teki. Deduksi ialah proses pengambilan kesimpulan berdasarkan detail-detail kecil yang Sherlock tangkap. Tapi tak cuma Sherlock, teknik ini juga diterapkan di AI dalam memecahkan kasus.

Polisi di Inggris saat ini sedang menguji Valcri, sistem komputer kreasi tim Middlesex University yang mampu mencari tahu kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di tempat kejadian perkara. Harapannya adalah Valcri dapat membantu mereka memudahkan serta mempercepat proses analisa, sehingga para polisi bisa fokus pada kasus. Kecerdasan buatan itu tentu saja juga dirancang agar lebih cermat dalam mengumpulkan informasi dibanding manusia.

Tugas utama Valcri, kependekan dari Visual Analytics For Sense-Making in Criminal Intelligence Analysis, adalah untuk menciptakan gagasan-gagasan masuk akal mengenai bagaimana, kapan dan mengapa tindakan kriminal terjadi, sekaligus menerka pelakunya. Ia bisa memindai jutaan rekaman polisi, hasil wawancara, gambar, hingga video buat mengidentifikasi info-info yang relevan.

Cara kerjanya seperti ini: ketika Valcri mendeteksi selongsong peluru di tempat berbeda, ia akan mencoba mempelajari adanya keterkaitan. Berbekal machine learning, sistem akan semakin pintar dalam memprioritaskan informasi. Nantinya Valcri juga bisa menerjemahkan deskripsi berbeda namun memiliki maksud sama, misalnya penuturan saksi berbeda terhadap tersangka yang ‘kotor’, ‘tidak rapi’, ‘acak-acakan’; memasukkannya ke kategori ‘berantakan’. Selanjutnya, sistem mampu mengenali wajah itu di CCTV atau foto-foto di TKP.

Para polisi di West Midlands kabarnya sedang menguji kapabilitas Valcri dengan data ‘anonim’ yang telah mereka kumpulkan selama tiga tahun, berisi sekitar 6,5 juta rekaman. Lalu uji coba juga lagi dilakukan oleh tim kepolisian Antwerp, Belgia. Langkah berikutnya, mereka berencana untuk membiarkan Valcri menganalisis data-data non-anonim saat perkara kriminal baru terjadi.

Tantangan terbesarnya sendiri bagi AI adalah teknik penyidikan yang digunakan sangat memengaruhi pengupasan kasus. Kesalahan pemakaian atau kurang tepatnya momen implementasi Valcri akan membuat kasus tersebut jadi berantakan. Meski machine learning bisa membantu polisi, ia juga berpotensi memunculkan kendala baru. Selain itu, tiap negara punya kebijakan berbeda mengenai penggunaan data-data polisi.

Di sisi positifnya, pemanfaataan Valcri membuat proses penegakan hukum jadi transparan, bisa digunakan baik oleh pihak penuntut ataupun pembela di pengadilan.

Sumber: New Scientist. Gambar header: PBS.

Previous Story

Jenis Laporan yang Berguna bagi Manajer Startup

Next Story

Lenovo Perkenalkan Laptop Gaming Monster Dengan Keyboard Mekanik, Legion Y920

Latest from Blog

Don't Miss

Microsoft 365 Copilot Kini Sudah Mendukung Bahasa Indonesia

Microsoft mengumumkan bahwa Microsoft 365 Copilot kini mendukung penggunaan dalam
Kemkomdigi-dan-Microsoft-Umumkan-ElevAIte-Indonesia,-Ini-5-Pilar-Utamanya

Kemkomdigi dan Microsoft Umumkan ElevAIte Indonesia, Ini 5 Pilar Utamanya

Indonesia tengah memasuki era baru yang ditandai oleh pesatnya perkembangan