Beberapa hari lalu kabar mengejutkan datang dari liga LoL Tiongkok. Pemain Attack Damage Carry (ADC) tim Royal Never Give Up, Jian Zi-Hao (Uzi) mengumumkan bahwa dirinya pensiun sepenuhnya dari skena kompetitif League of Legends.
Lewat akun Weibo personal, Uzi menjelaskan alasannya pensiun adalah karena masalah kesehatan yang memang sudah menghantui dirinya sejak lama. “Karena stres kronis, diet tidak teratur, begadang semalaman, dan alasan lainnya, saya telah didiagnosa dengan diabtetes tipe II pada saat melakukan medical check-up pada tahun lalu.” tukas Uzi lewat Weibo personal miliknya.
https://twitter.com/ran_lpl/status/1268063047890792448
Pensiunnya seorang pemain ikonik layaknya Uzi sontak mengundang simpati dari berbagai pihak, terutama para pemain yang banyak bersinggungan dengan dirinya selama pertandingan. Yang terbaru, Lee Sang-Hyeok (Faker), lewat sebuah video menyatakan perasaannya soal pensiunnya Uzi.
“Saya sesungguhnya hampir tidak mau mempercayai berita tersebut, ketika mendengar soal Uzi pensiun. Terasa sangat menyedihkan mendengar dia pensiun, karena saya tahu Uzi selalu bekerja dengan sangat keras.” ucap Faker dalam sebuah video yang sudah ditranslasi ke dalam bahasa Inggris pada akun Twitter bernama iCrystalization.
https://twitter.com/iCrystalization/status/1269230945074384897
Bukan hanya dari sosok pemain, pensiunnya Uzi juga sampai membuat organisasi esports asal Tiongkok lainnya, Edward Gaming (EDG) menunjukkan kepedulian dengan membuat fasilitas Esports Health Management Center.
Mengutip dari Esports Observer, dikatakan bahwa fasilitas ini akan digunakan untuk menjaga empat aspek kesehatan bagi para pemain esports: diet makanan sehari-hari, latihan fisik, rehabilitasi cedera, dan pencegahan penyakit. “Pada tahun 2020, esports telah berkembang dengan sangat cepat, dan menjadi lebih profesional layaknya olahraga tradisional. Ini adalah alasan kenapa kami ingin memperbarui sistem perawatan kesehatan kami, dengan membuat sebuah pusat manajemen kesehatan.” ucap EDG dalam rilis.
Masalah kesehatan memang sudah menghantui Uzi sejak lama. Dalam video dokumenter Nike yang diterbitkan September 2019 lalu, Uzi bahkan sudah mengatakan, bahwa kemampuan tangan pemain ADC ini layaknya seseorang berusia 40-50 tahun walau dia sebenarnya baru berusia 23 tahun.
Soal kesehatan para pemain esports juga memang menjadi satu isu yang sejak lama menjadi perhatian di antara para pengamat. Karena pola hidup yang hanya duduk dan bermain game selama berjam-jam, para atlet esports menghadapi ragam risiko penyakit seperti kemungkinan terkena penyakit kardiovaskular, obesitas, gangguan tidur, dan lain sebagainya.
Pensiunnya Uzi tentu jadi momen berkabung, terutama bagi para penggemar esports League of Legends di Tiongkok. Saya sendiri berharap kejadian ini bisa meningkatkan kesadaran manajemen esports untuk tidak hanya “memaksa” para pemain bermain game demi “latihan”, tapi juga seraya memikirkan untuk menjaga kebugaran serta kesehatan jasmani dan rohani para atlet esports.