Dark
Light

Urban Farming Indonesia Edukasi Masyarakat Kota Mengenai Dunia Pertanian

1 min read
April 15, 2015

Urban Farming Indonesia Edukasi Masyarakat Kota Tentang Dunia Pertanian / Shutterstock

Kehadiran aplikasi Urban Farming Indonesia minggu lalu adalah angin segar di tengah-tengah menyusutnya lahan pertanian akibat meluasnya wilayah perkotaan. Aplikasi yang hadir dari kerja sama PT. East West Seed Indonesia dan 8Villages ini pun bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat perkotaan bahwa bercocok tanam dapat dilakukan di mana saja, termasuk di tengah hingar bingarnya kota besar.

Menurut Co-Founder 8Villages Sanny Gaddafi, pihak 8Villages sudah menjalin hubungan baik dengan pihak East West cukup lama. Bahkan 8Villages sendiri sudah mencoba untuk menawarkan platform social network miliknya agar dapat dimanfaatkan untuk memberdayakan petani binaan pihak East West. Kali ini 8Villages mencoba melakukan hal yang sedikit berbeda dengan menghadirkan aplikasi Urban Farming Indonesia yang membidik kalangan perkotaan.

Sanny mengatakan, “Berbeda dengan target di Bottom of Pyramids (BoP) yang biasa 8Villages lakukan, kali ini pemberdayaan ditargetkan ke kalangan perkotaan untuk mengedukasi orang-orang kota (tentang) bagaimana serunya menanam.”

Strategi dalam menjaga kualitas

Kehadiran aplikasi Urban Farming Indonesia memang patut mendapatkan apresiasi karena dapat membantu masyarakat perkotaaan yang ingin bercocok tanam dalam memperoleh informasi seputar dunia pertanian. Informasi pun yang ingin didapatkan melalui aplikasi Urban Farming Indonesia ini pun dapat diperoleh melalui kanal yang berbeda, yaitu Artikel yang diterbitkan oleh Admin dan fitur Q&A. PT. East West Wood Indonesia sebagai pihak yang menunjuk 8Villages untuk mengembangkan aplikasi ini pun memiliki peran penting sebagai penyedia informasi.

Business Development PT. East West Wood Indonesia Jonny K. Sirait mengatakan, “Kami dari East West akan menyediakan komunitas Panah Merah dan juga expert di dalam mengelola komunitas urban farming serta memastikan ketersediaan benih berkualitas untuk aplikasinya.”

Sedangkan pihak 8Villages berjanji untuk menjaga alur tanya jawab di aplikasi agar tetap tertib dengan memoderasi pertanyaan dan juga tanggapan yang dikirim pengguna melalui aplikasi Urban Farming Indonesia. “Parameter yang paling jelas (dalam memoderasi) adalah konten yang masuk harus berhubungan dengan dunia agrikultur,” ujar Sanny.

Rencana pengembangan

Aplikasi Urban Farming Indonesia memang belum lama meluncur untuk publik, tetapi pihak 8Villages selaku pengembang berharap aplikasi ini dapat menubuhkan kesadaran untuk bercocok tanan walau berada di perkotaan. Dalam pengembangn ke depan, aplikasi ini akan memberikan berbagai fasilitas pendukung lainnya untuk memperoleh informasi seputar urban farming seperti saluran Tv Online dan layanan e-commerce.

Nantinya layanan e-commerce yang akan ditambahkan di aplikasi dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk jual-beli benih tanaman. Saat ini pihak 8Villages sendiri masih dalam tahap koordinasi di sisi logistik dan masih mencari metode terbaik untuk pembayaran dan juga sisi teknis yang lainnya.

Sanny mengatakan, “Kami akan membuka fitur baru yang belum tersedia saat ini (e-commerce) dan sedang melakukan koordinasi dari sisi logistik. Juga masih mencari inspirasi mengenai metode paling baik untuk ini (metode pembayaran).”

Previous Story

Xiaomi Garap Penerus Redmi Note dengan Layar yang Lebih Tokcer?

Next Story

Games iOS Pilihan 6 – 15 April 2015

Latest from Blog

Don't Miss

Urban farming lahir dari keresahan akan alternatif bahan pangan dan kesadaran lingkungan. Belakangan, kegiatan ini turut menjadi perhatian pemain agritech.

Melirik “Urban Farming” Sebagai Peluang Bisnis Baru Agritech

Pandemi memunculkan inisiatif baru dari ruang-ruang individu terkecil hingga bisnis
Aplikasi RegoPantes

Mudahkan Komunikasi dengan Petani, RegoPantes Luncurkan Aplikasi untuk Pengguna

RegoPantes merupakan salah satu lini bisnis 8villages yang berfokus pada transaksi langsung