Mengkonsumsi produk organik sebagai bagian dari gaya hidup biasanya sudah terlintas kata “mahal.” Ada perbedaan perlakuan petani terhadap tanamannya. Padahal, nyatanya tidak demikian. Permasalahan utama petani organik sama seperti petani lainnya, yakni terlampau panjangnya mata rantai distribusi yang harus melalui banyak tengkulak. Akibatnya, terjadi ketimpangan harga, di mana harga di konsumen yang terlalu mahal, namun harga yang dibeli tengkulak dari petani terlampau murah.
Kesulitan ini membuat terbatasnya medium bagi konsumen untuk mencari produk organik, begitupula dengan petani. Untuk mengembalikan fungsi kembali pada titahnya, Ur-Farm kini hadir sejak Mei 2016. Ur-Farm adalah marketplace untuk menghubungkan petani organik dengan konsumennya.
Marketplace ini tidak hanya fokus menjual produk makanan organik saja, tetapi juga ada skin care, grouper fish, snacks, benih, dan sayur mayur. Sementara ini, jumlah petani dan small producers yang sudah bergabung di Ur-Farm mencapai 40 petani dengan jumlah pemesanan per harinya sekitar 10-15 order. Sementara dari konsumen terdaftar mencapai sekitar 2.000 orang.
Adapun dari segi lokasi, kebanyakan konsumen berasal dari Jabodetabek. Dari segi petani, rata-rata berasal dari Pulau Jawa dan Bali.
“Konsep kita adalah local farming dengan semangat ingin membantu menyejahterakan petani Indonesia dan membantu konsumen yang ingin mencari produk organik,” ujar Muhammad Yusuf, COO Ur-Farm, kepada DailySocial.
Menurutnya, Ur-Farm ingin memberikan harga yang adil untuk petani Indonesia. Dengan begitu, kesejahteraannya akan meningkat. Selain itu, Ur-Farm juga menyediakan platfrom penjualan mulai dari hulu sampai hilir untuk quality control-nya. Mulai dari transportasinya, material handling, packaging, hingga produk sampai ke konsumen.
Lewat platform ini, perbandingan sistem bagi hasil untuk petani dan Ur-Farm sekitar 80:20. Bila lewat tengkulak, petani hanya mendapat 10%.
Tambah inovasi fitur layanan
Sebenarnya pemain marketplace untuk produk organik sudah beberapa diantaranya beredar di Tanah Air, sebut saja TaniHub dan Kecipir. Untuk memastikan Ur-Farm bisa berdiri menarik perhatian konsumen Indonesia, ada beberapa inovasi fitur yang dilakukan oleh Ur-Farm. Misalnya fitur chat online dengan nutritionist untuk memastikan asupan gizi dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu, fitur pre-order. Untuk beberapa produk pangan yang butuh masa panen yang agak lama, Ur-Farm menyediakan layanan pre-order dengan lama pemesanan sekitar 2 minggu sebelum masa panen tiba. Saat panen, petani akan langsung mengirimkan pesanan ke konsumen. “Fitur ini menjadi kekuatan kami agar dapat bersaing di pasar Indonesia.”
Untuk target sampai akhir tahun ini, Yusuf menjelaskan pihaknya ingin menambah jumlah user hingga 5.000 orang dengan jumlah petani dan small producers sekitar 100-150 orang. Selain itu, dia juga menargetkan peluncuran aplikasi Ur-Farm berbentuk pada tahun depan.
“Kami ingin menambah strategi marketing agar makin banyak user yang bergabung. Serta, menambah jumlah petani dan small producers agar produk kami semakin variatif,” pungkas Yusuf.